Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 05 Februari 2021 | 09:58 WIB
Ketua umum Partai Demokrat AHY (kiri) [Instagram], KSP Moeldoko [Antara]

AHY menyebut gerakan politik tersebut mendapat dukungan pejabat pemerintahan Presiden Jokowi. Belakangan kader Demokrat menyebut sosok tersebut adalah Moeldoko.

AHY pun melayangkan surat ke Presiden Jokowi untuk meminta konfirmasi atas isu itu.

"Kami sudah menerima surat dari Pak AHY yang ditujukan kepada Bapak Presiden diantar langsung Pak Sekjen Partai Demokrat," kata Pratikno.

Namun Pratikno menilai bahwa apa yang terjadi di Partai Demokrat sudah diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga partai sehingga Presiden Jokowi tidak perlu membalas surat.

Baca Juga: Nyai Dewi: Anak Ingusan Baper Jadi Ketum Parpol, Netizen: PDIP Apa Demokrat

"Karena itu adalah perihal dinamika internal partai, itu perihal rumah tangga internal Partai Demokrat yang semua sudah diatur di AD/ART Partai Demokrat, itu saja," kata Pratikno.

Pada Senin (3/2/2021), Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sudah menyatakan bahwa meski ia memang pernah bertemu dengan sejumlah kader dan bekas petinggi Demokrat, ia tidak pernah berniat untuk melakukan kudeta di tubuh partai Demokrat.

"Saya ini orang luar, tidak punya hak apa-apa gitu loh, yang punya hak kan mereka di dalam. Apa urusannya? Tidak ada urusannya, 'wong' saya orang luar," kata Moeldoko pada Senin (3/2/2021).

Moeldoko mengaku juga menghormati pendiri Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI Soesilo Bambang Yudhoyono.

"Saya ini siapa sih? Saya ini apa? Biasa-biasa saja. Di Demokrat ada Pak SBY, ada putranya Mas AHY, apalagi kemarin dipilih secara aklamasi. Kenapa mesti takut ya? Kenapa mesti menanggapi seperti itu? Biasa-biasa saja begitu. Jadi dinamika dalam sebuah apa partai politik itu biasa," kata Moeldoko. [Antara]

Baca Juga: Ledek Kudeta, Dewi Tanjung Suruh AHY Jadi Ketua RT: Nyai Ajarkan Manuver

Load More