Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 14 Februari 2021 | 13:49 WIB
Pengungsi korban banjir berdoa usai melakukan salat di aula Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Tanjung Karang, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (11/2/2021). Gereja itu menjadi tempat mengungsi korban banjir sejak 31 Januari 2021. [ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/hp]

SuaraJawaTengah.id - Banjir yang melanda Desa Tanjung Karang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, membuat puluhan orang masih bertahan di pengungsian.

Dua lokasi yang menjadi tempat warga mengungsi adalah Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI), balai desa, dan aula kelenteng desa setempat.

Beredar foto di media sosial yang menunjukkan seorang pengungsi Muslim salat di GKMI. Potret toleransi itu dibenarkan Camat Jati, Andreas  Wahyu.

"Toleransi umat beragama di desa setempat memang cukup bagus, sudah banyak kegiatan yang dilaksanakan bersama dari berbagai umat beragama. Tentunya menjadi hal biasa bagi warga desa sekitar melihat pemandangan seperti itu," kata Andreas dilansir ANTARA, Minggu (14/2/2021).

Baca Juga: Jakarta Masih Banjir, Wagub DKI: Tetapi Bisa Segera Surut

GKMI Tanjung Karang menjadi salah satu posko pengungsian di Desa Tanjung Karang sejak 31 Januari 2021.

Andreas menambahkan, warga Desa Tanjung Karang antara lain meliputi Suku Jawa, Suku Batak, dan keturunan Tionghoa dan mereka biasa bahu-membahu melaksanakan berbagai kegiatan di kampung.

Menurut dia, warga yang mengungsi di Balai Desa Tanjung Karang sudah pulang karena genangan di permukiman mereka sudah surut.

Korban banjir yang masih bertahan di GKMI Tanjung Karang dan aula Kelenteng Tanjung Karang, menurut Andreas, masing-masing 48 orang dan 36 orang.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Dibalik Pernikahan di Tengah Banjir Bekasi

Load More