SuaraJawaTengah.id - Siapa sangka jika bisnis pemakaman China di Kota Semarang membuat geleng-geleng kepala. Pasalnya dalam satu tahun keuntungannya bisa sampai ratusan juta.
Jika dilihat, di daerah tersebut memang banyak makam Bong China. Meski sudah dibuatkan tempat pemakaman terpusat, masih ada pemakaman china yang ada di sekitar permukiman warga.
Saking dekatnya dengan permukiman warga, beberapa warga memanfaatkan tanah pemakaman china tersebut untuk menjemur baju dan tempat bermain untuk anak-anak.
Itu yang membuat Kasturi, 62, warga Kelurahan Sambiroto, Pedurungan, Kota Semarang masih menekuni bisnis persewaan tanah pemakaman sejak tahun 2002 sampai sekarang.
"Satu makam saya hargai Rp150 ribu," jelasnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (16/3/2021).
Jika dia hitung, tanah seluas 5000 meter miliknya itu sudah dihuni 1000 makam Bong China. Jika semua makam di lahannya membayar Rp150.000, maka Kasturi mendapat Rp150 juta.
Meski demikian, setiap tahunnya ada pembaruan data penambahan atau pengurangan makam yang ada di tanahnya tersebut tergantung keluarga jenazah yang dimakamkan.
"Setiap tahunnya itu ada pembaharuan, kadang ada yang diperpanjang dan kadang ada yang tak diperpanjang," ujarnya.
Untuk proses pembayaran biaya makam dibayar satu tahun sekali. Ada yang pembayarannya setiap hari raya Natal dan ada juga yang pembayarannya setiap kali hari raya Imlek.
Baca Juga: Rela Keluar Kerja! Ismanto Sukses Tanam Sawo Raksasa hingga Ekspor
"Untuk pembayaran beda-beda, ada yang setiap kali Imlek dan ada juga yang setiap kali Natal," katanya.
Menurut Kasturti, dia bukanlah orang satu-satunya yang menyewakan tanahnya untuk bisnis pemakaman Bong China. Bahkan ada juga yang mempunyai tanah yang lebih luas darinya.
"Ada yang lebih luas dari tanah saya, bisa turun-temurun," imbuhnya.
Lurah Sambiroto, Agus Suryanto menyampaikan, di wilayahnya memang banyak pemakaman. Setiap ahli waris Bong China menyewa lahan tersebut dengan jangka waktu tertentu.
Semula, Bong China jumlahnya jauh lebih banyak. Namun, saat ini mengalami penurunan yang drastis lantaran terdampak proyek pembangunan yang masif. Wajar jika beberapa Bong China terdapat di tengah permukiman.
Kontributor : Dafi Yusuf
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota