SuaraJawaTengah.id - Masa Pandemi Covid-19 rupanya membuat peredaran narkoba di Kota Tegal mengalami peningkatan. Padahal ekonom mengalami pelambatan, bahkan bisa dikatakan memburuk.
Namun, Pandemi Covid-19 malah membuat kasus penyalahgunaan obat terlarang meningkat secara signifikan. Hal itu dilihat dari data rehabilitasi BNN Kota Tegal dan pengungkapan kasus Polres Tegal Kota.
Dilansir dari Ayosemarang.com, Kepala BNN Kota Tegal, Sudirman mengatakan, berdasarkan data rehabilitasi, kenaikan penyalahgunaan narkoba meningkat sebanyak 73% di tahun 2021.
"Tahun kemarin ada 15 orang yang rehabilitasi. Sekarang, sampai di bulan Maret saja sudah 11 orang. Sudah sangat signifikan kenaikannya, 73%," katanya di Tegal, Kamis, (8/3/2021).
Sedangkan dari data pengungkapan kasus Polres Tegal Kota, angka penyalahgunaan narkoba sudah meningkat 54% dibanding tahun sebelumnya.
"Dari data penangkapan di Polres Tegal Kota, tahun kemarin ada 37 kasus. Di tahun ini, sampai Maret sudah 20 kasus. Ini juga meningkat," bebernya.
Bukan hanya itu, kenaikan itu juga bisa dilihat dari data penyalaahgunaan narkoba secara nasional.
Menurutnya, penangkapan sabu-sabu di tahun 2020, ada sebanyak 1.152 kilogram. Sementara sampai dengan akhir Maret 2021, ada sebanyak 808 kilogram sabu yang berhasil diungkap.
"Artinya, penyalahgunaan sabu sampai bulan Maret sudah meningkat secara signifikan atau sudah 70%," jelasnya.
Baca Juga: Tenaga Medis Asia di AS: Hadapi Pandemi, Serangan Kebencian Anti-Asia
Selain itu, angka kenaikan itu juga bisa dilihat dari data pengungkapan narkotika jenis ganja.
"Nah untuk ganja angkanya sudah melebihi ungkap kasus selama setahun. Sampai akhir Maret sudah ada 3.462 kilogram ganja, sedangkan di tahun 2020 ada 2.410 kilogram," terangnya.
Ia juga membeberkan, peningkatan kasus penyalahgunaan narkoba terjadi merata di daerah-daerah lain.
"Hampir merata. Di masa pandemi Covid-19 tingkat penyalahagunaan narkotika meningkat. Dilihat juga dari hasil barang buktinya," ujarnya.
Sudirman menilai, meningkatnya penyalahgunaan narkoba disebabkan tingginya tingkat stres masyarakat di pandemi Covid-19.
Terutama masyarakat menengah ke bawah, seperti di kalangan pekerjaan swasta yang menduduki prosentase tertinggi angka penyalahgunaan narkotika.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Waspada! Malam Tahun Baru di Jateng Selatan Diwarnai Hujan dan Gelombang Tinggi
-
BRI Blora Gelar Khitan Massal, Meriahkan HUT ke-130 dengan Bakti Sosial
-
Mobilio vs Ertiga Bekas di Bawah Rp150 Juta: 7 Pertimbangan Penting Sebelum Membeli
-
BRI BO Slawi Gelar Cek Kesehatan dan Donor Darah Gratis, Wujud Peduli Masyarakat
-
7 Tempat Wisata Rembang Viral dan Hits Ini Siap Jadi Favorit Libur Akhir Tahun 2025