SuaraJawaTengah.id - Tiap tahun, seminggu menjelang bulan ramadan, sebagian besar warga di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, keturunan anak putu Eyang Banakeling mengadakan prosesi unggahan.
Prosesi unggahan ini sendiri telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Tidak ada yang tahu persis kapan pertama kali diadakannya acara yang digelar menyambut bulan puasa atau ramadan. Namun warga setempat meyakini Eyang Banakeling adalah penyebar ajaran agama Islam pada masa lalu.
Biasanya, warga setempat sebelum pandemi selalu mengadakan acara selametan yang melibatkan orang banyak. Warga itu datang dari Kabupaten Cilacap.
Tetua adat trah anak putu Banakeling, Sumitro menjelaskan prosesi pada tahun ini sedikit berbeda dengan tahun lalu yang benar-benar ditutup untuk warga diluar Desa Pekuncen. Saat ini, warga dari Kabupaten Cilacap boleh hadir namun dengan jumlah yang sangat terbatas.
Baca Juga: Mudik Lebaran Dilarang, Polisi Jaga Ketat Jalur-jalur Tikus di Brebes
"Tahun lalu itu ditutup total. Dalam artian total orangnya terbatas. Tamu dari wilayah Cilacap tidak ada yang hadir. Karena waktu itu kami patuh pada aturan. Nah tahun ini, termasuk ada kebijakan, karena kemarin dirapatkan dengan Pak Camat dan Polsek, saya minta supaya dari wilayah Cilacap itu tamu bisa dihadirkan terbatas, hanya 60 orang," katanya saat ditemui, Jumat (9/4/2021).
Alasannya karena aturan pembatasan saat ini, masih belum dicabut oleh pemerintah Kabupaten Banyumas. Ia tidak ingin adanya prosesi tersebut jadi melanggar aturan yang sudah berlaku. Kesehatan lah yang utama.
"Jangan mengabaikan kaitannya dengan Covid-19 ini. Kesehatan tetap diperhatikan, pakai masker, serta rapid test yang tamu dari Cilacap," jelasnya.
Untuk warga setempat, ada sekitar 500 orang yang mengikuti prosesi tersebut. Alasannya banyak sumbangan dari trah anak putu Banakeling yang tidak bisa menghadiri prosesi akibat terganjal aturan pembatasan.
"Banyak sekali orang yang memberikan kambing dan sapi. Sampai 30 ekor. Jadi membutuhkan tenaga yang banyak. Yang penting masyarakat Desa Pekuncen sendiri. Jadi total ada sekitar 560 orang yang ikut dalam prosesi. 500 diantaranya warga asli Pekuncen," terangnya.
Baca Juga: Timun Suri dan Blewah Ciri Khas Ramadan, Berikut Khasiatnya
Jika sebelum pandemi, acara prosesi unggahan bisa dihadiri sekitar 5.000 lebih trah anak putu Banakeling yang tersebar di Kabupaten Banyumas dan Cilacap. Acara tersebut tiap tahunnya juga mengundang perhatian dari para fotografer dan pemerhati budaya dari berbagai wilayah.
Keunikannya yang masih mempertahankan tradisi leluhur yang membuat banyak perhatian. Karena biasanya prosesi unggahan digelar selama dua hari. Di hari Kamis, seminggu sebelum Bulan Puasa, warga dari Kabupaten Cilacap terlebih dahulu berjalan kaki puluhan kilometer dengan mengenakan pakaian tradisional.
Yang laki-laki diwajibkan mengenakan iket di kepala dan jarit. Sedangkan perempuan mengenakan kebaya dan juga jarit. Selain itu, para lelaki ini membawa hasil bumi dan hewan ternak untuk diolah sehari kemudian dalam acara selametan.
Di hari Jumat pagi, trah anak putu Banakeling dengan tertib beriringan ziarah ke makam Eyang Banakeling dengan didahului keturunan perempuan. Mereka semua dilarang menggunakan alas kaki. Sedangkan yang laki-laki terlebih dahulu mengolah masakan untuk kemudian disantap bersama setelah prosesi ziarah.
Namun sejak tahun lalu. Acara ini digelar tertutup. Pada tahun lalu, prosesi digelar lebih sederhana dari tahun ini. Karena hanya dilakukan oleh warga desa setempat.
"Prosesi sudah dilakukan sejak semalam. Kalau hari ini prosesi dilakukan sowan ziarah ke makam (Banakeling). Prosesi dilakukan seperti biasa, hanya orangnya saja yang dikurangi," lanjutnya.
Dengan adanya pandemi ini, masyarakat setempat juga turut mendoakan agar pageblug cepat berakhir. Karena mengganggu seluruh masyarakat dalam beraktivitas.
Prosesi unggahan sendiri memiliki makna penting bagi masyarakat keturunan trah anak putu Banakeling. Oleh sebab itu, prosesi harus tetap berjalan meski dengan pembatasan yang ketat.
"Makna unggah-unggahan sendiri, kalau disini menghadapi bulan puasa. Jadi harus dibersihkan serta ziarah makam. Menjalankan ibadah puasa kan harus bersih," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pekuncen, Karso menjelaskan ini merupakan tahun kedua diadakannya prosesi Perlon Unggahan dalam situasi pandemi. Namun pada tahun ini sedikit berbeda dengan tahun lalu.
"Ini dilihat dari jumlah peserta atau dalam hal ini tamu yang berkunjung dari daerah Cilacap. Kalau dulu tidak ada sama sekali tamu, sekarang ada peningkatan sekitar 60-70 orang," jelasnya.
Untuk peserta lokal sendiri, dalam hal ini masyarakat Desa Pekuncen, menurutnya juga terdapat peningkatan. Karena status Desa Pekuncen saat ini dalam zona hijau.
"Sehingga kali ini, untuk peserta lebih banyak. Tentu saja kami tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dengan menerjunkan Satgas Covid-19 yang berlaku sejak kemarin sampai acara selesai," tuturnya.
Ia mengimbau, warga trah anak putu Banakeling, terutama dari luar kota seperti Jakarta untuk tidak usah mudik terlebih dahulu. Karena menurutnya, saat ini masih dalam situasi Pandemi Covid-19.
Kontributor : Anang Firmansyah
Berita Terkait
-
Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
-
Kaesang Sebut Jateng Merah PSI, Lebih Berkuasa Siapa Dibanding PDIP?
-
Anggap Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Bisa Bikin Jateng Lebih Baik, Kaesang: Cabut Kartu Tani yang Tak Tepat Sasaran
-
Kunci Akun Medsos, Vanessa Nabila Risih Dihujat Netizen: Tidak Punya Hati
-
Singgung Soal Dukungan ke Ahmad Luthfi-Taj Yasin, Legislator PDIP Kecewa dengan Prabowo: Kebahagiaan Saya Luntur
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
Terkini
-
Dukungan Jokowi dan Prabowo Tak Mampu Dongkrak Elektabilitas Luthfi-Yasin? Ini Hasil Survei SMRC
-
Semarang Diperkirakan Hujan Ringan, Warga Diminta Tetap Waspada
-
Pentingnya Sanitasi Dasar untuk Kesejahteraan Warga Jawa Tengah
-
Local Media Community 2024 Roadshow Class Purwokerto: Trik Manfaatkan AI Untuk Sumber Pendapatan Baru
-
Produktivitas Sumur Tua Melejit, BUMD Blora Hasilkan 410.000 Liter Minyak!