Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 04 Mei 2021 | 18:10 WIB
Fenti Kumala Sari saat memberikan bimbingan belajar kepada anak Suku Samin di rumahnya. [Suara.com/Fadil AM]

"Sempat mengalami kesulitan awalnya, kurang lebih 1 tahun melakukan pendekatan agar orangtua sadar akan pentingnya pendidikan," ujarnya, Selasa (4/5/2021).

Ia menuturkan, kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikan formal masih rendah. 

"Menurut sebagian dari mereka pendidikan terbaik bagi anak-anaknya ya di sawah," jelasnya.

Lantaran hal tersebut, ungkap Fenti melalui sambungan telepon, tidak sedikit anak di desa tersebut terjerat pernikahan dini karena tidak bersekolah formal, layaknya anak kebanyakan.

Baca Juga: Ganjar Sebar 14 Titik Penyekatan, Warga Klaten Kerja ke Jogja Masih Bisa

"Mayoritas usia 17 tahun sudah pada menikah," jelas Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi UPGRIS itu.

Berkat kegigihannya, satu persatu anak suku penghayat kepercayaan itu pun mau mengikuti Bimbel di rumahnya.

Tercatat saat ini, sudah ada 15-an anak Sedulur Sikep yang mengikuti Bimbel yang digelar setiap hari Sabtu dan Minggu.

"Kita berikan pelajaran dijenjang sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama. Kita fokus pembelajaran sejak dini memang," beber perempuan berusia 20 tahun itu.

Menurutnya, bimbingan belajar ini telah berdampak baik kapada anak-anak di desa itu. 

Baca Juga: Mudik Lebaran Dilarang, 317. 952 Orang Sudah Masuk ke Jawa Tengah

Selain itu, tidak sedikit masyarakat Sedulur Sikep mulai sadar akan pentingnya pendidikan formal.

Load More