SuaraJawaTengah.id - Tingginya kasus Covid-19 di Kota Semarang membuat ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan dan ruang isolasi semakin menipis.
Seperti dikethaui, Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit untuk pasien Covid-19 di Kota Semarang telat mendekati 100 persen.
Gerak cepat pun langsung dilakukan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Dia akan melakukan penambahan tempat tidur dan ruang isolasi.
DIlansir AyoSemarang.com--jaringan Suara.com, sosok yang akrab disapa Hendi itu menyebut pihaknya telah menambah 100 kamar tidur di Balai Diklat Kota Semarang yang ada di Ketileng. Kemudian untuk minggu ini, ada lagi 400 kamar tidur yang akan ditambah.
“100 di salah satu Rumah Sakit baru yang akan beroperasi, Kemudian 200 di asrama mahasiswa UIN Walisongo, serta 100 tempat tidur di salah satu kawasan yang ada di Marina. Jadi minggu depan ada tambahan 400 tempat tidur," ujar Hendi.
Kemudian untuk menunjang operasional ruang karantina, pihaknya telah memastikan telah menambah relawan tenaga kesehatan baru untuk merawat pasien beserta dukungan logistik.
Sampai dengan hari ini relawan yang akan bergabung sebagai nakes akan mampu untuk mengcover 3 tempat tambahan termasuk logistik dan konsumsi, imbuh Hendi.
Dengan penambahan 3 lokasi baru tersebut, Hendi berharap ke depannya tidak membutuhkan lagi tambahan tenaga kesehatan beserta ruang isolasi.
Mudah-mudahan tidak perlu menambah tempat tidur lagi. Tapi kalau memang diperlukan kita akan mencari relawan-relawan tambahan tenaga kesehatan, ujarnya.
Baca Juga: Batasi Mobilitas Warga, Beberapa Ruas Jalan di Kota Semarang Ditutup Hari Ini
Sejauh ini dari 20 rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Semarang, hanya satu rumah sakit yang memiliki BOR di bawah 80% yakni di RSJD Amino Gondohutomo atau tepatnya sebesar 78 persen. Namun itu juga karena rumah sakit itu milik Pemprov Jateng dan baru dibuka minggu lalu sebagai RS Darurat.
Sementara itu dari 3 rumah karantina yang sudah beroperasi selama ini, hanya 1 rumah karantina dengan BOR di bawah 80 persen.
Maka hari ini masyarakat cukup kerepotan dan isolasi mandiri menjadi pilihan yang ada saat ini, pungkas Hendi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota