Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 21 Juni 2021 | 10:51 WIB
Ilustrasi perawat menyiapkan tempat perawatan pasien Covid-19 tambahan. [Suara.com / F Firdaus]

SuaraJawaTengah.id - Tingginya kasus Covid-19 di Kota Semarang membuat ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan dan ruang isolasi semakin menipis.

Seperti dikethaui, Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit untuk pasien Covid-19 di Kota Semarang telat mendekati 100 persen.

Gerak cepat pun langsung dilakukan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Dia akan melakukan penambahan tempat tidur dan ruang isolasi.

DIlansir AyoSemarang.com--jaringan Suara.com, sosok yang akrab disapa Hendi itu menyebut pihaknya telah menambah 100 kamar tidur di Balai Diklat Kota Semarang yang ada di Ketileng. Kemudian untuk minggu ini, ada lagi 400 kamar tidur yang akan ditambah.

Baca Juga: Batasi Mobilitas Warga, Beberapa Ruas Jalan di Kota Semarang Ditutup Hari Ini

“100 di salah satu Rumah Sakit baru yang akan beroperasi, Kemudian 200 di asrama mahasiswa UIN Walisongo, serta 100 tempat tidur di salah satu kawasan yang ada di Marina. Jadi minggu depan ada tambahan 400 tempat tidur," ujar Hendi.

Kemudian untuk menunjang operasional ruang karantina, pihaknya telah memastikan telah menambah relawan tenaga kesehatan baru untuk merawat pasien beserta dukungan logistik.

Sampai dengan hari ini relawan yang akan bergabung sebagai nakes akan mampu untuk mengcover 3 tempat tambahan termasuk logistik dan konsumsi, imbuh Hendi.

Dengan penambahan 3 lokasi baru tersebut, Hendi berharap ke depannya tidak membutuhkan lagi tambahan tenaga kesehatan beserta ruang isolasi.

Mudah-mudahan tidak perlu menambah tempat tidur lagi. Tapi kalau memang diperlukan kita akan mencari relawan-relawan tambahan tenaga kesehatan, ujarnya.

Baca Juga: Mendekati Penuh, Ruang Isolasi di Graha Wisata Ragunan Sisa 4 Kamar

Sejauh ini dari 20 rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Semarang, hanya satu rumah sakit yang memiliki BOR di bawah 80% yakni di RSJD Amino Gondohutomo atau tepatnya sebesar 78 persen. Namun itu juga karena rumah sakit itu milik Pemprov Jateng dan baru dibuka minggu lalu sebagai RS Darurat.

Sementara itu dari 3 rumah karantina yang sudah beroperasi selama ini, hanya 1 rumah karantina dengan BOR di bawah 80 persen.

Maka hari ini masyarakat cukup kerepotan dan isolasi mandiri menjadi pilihan yang ada saat ini, pungkas Hendi.

Load More