SuaraJawaTengah.id - Penderita autoimun menjadi kelompok rentan terpapar Covid-19. Maka menjaga kondisi tubuh bagi penderita auto imun wajib dilakukan
Ketua Indonesia Asosiasi Ahli Gizi Olahraga Indonesia Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes mengatakan bahwa penderita autoimun punya pengaturan pola makan yang khusus untuk mengurangi gejala dan menurunkan risiko peradangan.
“Pasien autoimun harus makan secara rutin dalam porsi kecil, tidak boleh sekali-kali dalam porsi besar,” kata ahli gizi Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes dilansir dari ANTARA di Jakarta, Rabu (21/7/2021).
“Pola makan yang tidak beraturan berefek pada kondisi insulin. Kadar insulin tidak boleh tinggi. Kalau insulin tinggi, maka akan terjadi peradangan dalam waktu 2 sampai 3 jam,” tambahnya.
Pada orang sehat yang memiliki imunitas baik, jika ada makanan yang tidak cocok maka sistem kekebalan tubuh bisa menoleransi masalah tersebut tanpa harus merusak sel-sel lain. Namun pada pasien autoimun, sistem imunitas malah menyerang jaringan tubuhnya sendiri.
“Penyakit ini tidak bisa mengenali zat-zat mana yang termasuk kawan dan lawan bagi tubuh, sehingga tidak boleh sembarang makanan diberikan,” ujar Rita.
Menurut Rita, penderita autoimun harus menghindari makanan-makanan tertentu yang dapat memicu sel imunitas bekerja lebih berat.
Rita menekankan bahwa pemberian diet untuk penderita autoimun harus dilakukan secara personal. Aturan dan pola makan antara satu pasien dengan pasien lainnya akan berbeda. Kondisi autoimun sangat sensitif dan tidak bisa disamaratakan.
“Ini kita bicara hanya pada umumnya saja. Kalau secara personal, tidak bisa. Harus konsultasi,” katanya.
Baca Juga: Khusus Penderita Hipotiroidisme, Ikuti Pola Makan Sehat Ini
Pada dasarnya, tubuh akan menyimpan kelebihan energi sebagai lemak saat mengonsumsi makanan berkalori tinggi. Saat lemak di dalam tubuh seorang autoimun meningkat, maka akan memberikan sinyal negatif pada sistem metabolik.
“Kelebihan lemak non-esensial akan memberi sinyal negatif pada metabolik tubuh, ini akan memicu peningkatan kerja pada sel imunitas,” ujar Rita.
Oleh sebab itu, pasien autoimun harus diberikan kalori sesuai kebutuhan energinya dan tidak boleh ada kelebihan.
Ia menjelaskan, gula dapat memicu reproduksi mikroba patogen dan akan menekan mikrobiota. Akibatnya, usus akan menyalurkan semua zat yang dimakan oleh seorang autoimun tanpa ada proses penyaringan dan penyerapan.
“Zat kimia tambahan serta kelebihan lemak dan kolesterol pun akan ikut terserap dan itu semua akan memicu kerja sel imunitas,” terang Rita.
Selain itu, gula juga akan memicu insulin. Jika kadar insulin tinggi di dalam darah, maka dapat terjadi inflamasi atau peradangan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Identix Group Buka Gerbang Ekspor Produk Lokal Jateng, Kopi dan Rempah Bakal Tembus ke 42 Negara
-
Nasib Khairul Anwar di Ujung Tanduk, Rangkap Jabatan Ancam Kursi Panas Ketua PSSI Jateng?
-
Jawa Tengah Dinobatkan sebagai Provinsi Sangat Inovatif dalam IGA Award 2025
-
7 Rekomendasi Mobil Hybrid Terbaik, Bisa Dibeli Di Akhir Tahun 2025 Ini
-
Tangan Dingin Anne Avantie di Bisnis Kuliner, Gandeng BRI Lestarikan Jajanan Legendaris