SuaraJawaTengah.id - Malam itu Tri Mufidah Nastiti tidak bisa tidur nyenyak. Dua jam sekali telponnya berdering dihubungi pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri.
Di ujung telepon pasien mengeluh sesak nafas. Keluarga yang medampingi pasien panik karena saturasi oksigen turun hingga di bawah 90 persen.
“Per dua jam orangnya telepon sambil panik. Laporan batuk, sesak nafas. Itu sepanjang malam, sampai pagi kita monitor,” kata Mufidah.
Dalam situasi itu pasien maupun keluarga yang mendampingi pasti panik. Padahal tidak sembarangan obat selain yang telah diresepkan dokter bisa diberikan.
“Yang bisa kami sarankan cuma oksigen. Kalau nggak bisa dapat oksigen mau bagaimana lagi,” kata Mufidah.
Beruntung Mufidah sudah akrab menghadapi situasi ini. Pengalamannya mendampingi pasien gangguan mental di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia, berguna membantu menenangkan pasien yang diserang kepanikan.
“Saya lebih banyak support metal health pasien. Kalau konsul medis ke dokter Guntur Heri. Saya motivasi kalau pasien sulit konsultasi dengan dokter karena faktor kebingungan mau ngomong apa. Biasanya saya yang menjembatani.”
Konsultasi medis jarak jauh ini merupakan bagian dari gerakan sosial Isoman Iso yang memberikan pendampingan bagi warga yang sedang menjalani isolasi mandiri di Magelang.
Relawan Isoman Iso adalah gabungan anggota komunitas sosial Jawilan Kemanusiaan, Berbagi Nasi Magelang, dan Jamaah Kopdariyah yang semula bergerak di lingkup kerja masing-masing.
Baca Juga: Bosnya jadi Tersangka, Polisi-Jaksa Izinkan PT ASA Penimbun Obat Covid Kembali Beroperasi
Jawilan Kemanusiaan yang berdiri pada Maret 2020, dibentuk untuk merespon situasi pandemi. Mereka semula fokus pada pemberian bantuan APD tenaga medis di puskesmas, masker gratis untuk masyarakat, dan donasi bahan pokok.
Berbagi Nasi Magelang mengutamakan kerja sosial membagikan makanan untuk orang yang banyak berkegiatan di jalanan dan orang telantar. Selama pendemi Berbagi Nasi juga ikut membantu menyediakan makanan siap santap untuk warga isoman.
Sedangkan Jamaah Kopdariyah adalah komunitas Kebhinekaan yang diinisiasi Gus Yusuf Chudlori, KH Achm Labib Asrori, dan Romo Krisno Handoyo Pr. Mereka bergerak di bidang sosial kemasyarakatan dan kerukunan umat beragama.
“Akhirnya kami ngobrol piye back up konco-konco. Cari oksigen pontang panting, dapat satu tabung terus ada dua tabung gantian. Kami agak kerepotan. Akhirnya ngobrol bareng-bareng yuk kita nyengkuyung konco-konco yang isoman,” kata Koordinator Isoman Iso, Adhang Legowo.
Bantuan Logistik dan Konsultasi Kesehatan
Hingga 30 Juli 2021, jumlah total kematian warga saat melakukan isolasi mandiri dan di luar rumah sakit di seluruh Indonesia mencapai 2.833 orang. Kebanyakan keluarga pendamping pasien minim pengetahuan soal gejala fatal yang menyertai Covid.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Ini Deretan Kesiapan Tol Semarang-Solo Sambut Lonjakan Pengguna Jalan Akhir Tahun
-
UMKM Malessa Tumbuh Pesat, Serap Tenaga Kerja dan Perluas Pasar
-
PKL Semarang Naik Kelas! Kini Punya Manajer Keuangan Canggih di Fitur Aplikasi Bank Raya
-
5 Mobil Bekas Rp50 Jutaan Terbaik 2025: Dari MPV Keluarga Sampai Sedan Nyaman
-
P! Coffee dan BRI Ajak Anak Muda Semarang Lari Bareng, Kenalkan Literasi Finansial