Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 03 Agustus 2021 | 14:57 WIB
Sejumlah warga berwisata saat libur Waisak di kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur Magelang, Jawa Tengah, Rabu (26/5/2021). ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Sekelompok umat Buddha melakukan kebaktian di pelataran barat Candi Borobudur. Direncanakan candi tersebut akan ditutup sementara waktu untuk mendukung kebijakan Gubernur Ganjar Pranowo yaitu 'Jateng di Rumah Saja' [ANTARA/Heru Suyitno]

Menurut Jamaludin, harga tiket yang dibayar wisatawan mancanegara sesuai dengan layanan yang diterima. Loket tiket turis mancanegara terpisah dari wisatawan lokal.

Di loket tiket wisatawan mancanegara, disediakan lounge (ruang santai) khusus. Turis mendapat layanan welcome drink dan penjelasan singkat soal sejarah Candi Borobudur.

“Perlakuan wisatawan macanegara dan wisatawan nusantara memang berbeda. Jadi mulai di ticketing itu kan sudah dipisah. Ada semacam lounge supaya mereka lebih nyaman.”

Menurut Jamaludin, harga tiket masuk ke Candi Borobudur tidak jauh berbeda dengan situs peninggalan dunia (world heritage) lainnya, seperti Angkor Wat di Siem Reap, Kamboja misalnya.

Baca Juga: Gubernur Ganjar Terima Keluhan Bansos Pemerintah Pusat Tidak Tepat Sasaran

Harga tiket masuk ke Angkor Archeological Park sebesar USD 37 (Rp 530 ribu) yang berlaku untuk 2 hari kunjungan. Jika wisatawan melakukan kunjungan selama 5 atau 10 hari, harga tiketnya menjadi USD 62 dan USD 72.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada kanal YouTube Satria Ponde, terekam seorang wisatawan asal Inggris tampak kesal saat mengunjungi Candi Borobudur. Sebelumnya, turis itu juga mengeluh soal pendaratan pesawat yang ditumpanginya di bandara Yogyakarta yang menurutnya tidak berjalan mulus.

Turis itu kesal karena tiket yang harus dia bayar untuk masuk Borobudur, lebih mahal dari temannya seperjalanannya yang warga negara Indonesia. Video yang diunggah pada Maret 2020 itu ditonton 158 ribu orang dan dikomentari 1.100 netizen. 

“Sebenarnya strateginya antara wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara, bagaimana wisatawan lokal ada keringanan. Supaya timbul apresiasi kepada peninggalan nenek moyang yang diwariskan kepada kita,” kata Jamaludin Mawardi.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Baca Juga: Mahasiswa dari 4 Universitas di Semarang Hibur Pasien Covid-19

Load More