Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 31 Agustus 2021 | 09:38 WIB
Saksi memberikan penjelasan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus pembunuhan di Desa Bakal, Batur, Banjarnegara.[Suara.com/Citra Ningsih]

SuaraJawaTengah.id - Kasus pembunuhan sadis yang menimpa seorang ibu muda berinisial YH  di Dukuh Buntu, Desa Bakal, Kecamatan Batur, Banjarnegara, akhir pekan kemarin terus memunculkan fakta baru.

Terbaru, korban diketahui sempat berbicara kepada seorang saksi usai lehernya ditusuk oleh pelaku.

Bahkan, korban juga sempat menutupi rongga leher yang bersimbah darah akibat luka benda tajam.

"Korban masih sempat bicara tapi sedikit, terus melepas jilbab untuk menutupi rongga pendarahan," ungkap Fauzan Abadi, saksi di Tempat Kejadian Perkara (TKP), Selasa (31/8/2021).

Baca Juga: Ini Motif Anak Bunuh Ayah dan Abang Kandung di Medan

Korban sempat menjawab ketika ada yang bertanya kepadanya.

"Waktu itu saya teriak teriak minta tolong ke ibu ibu sekitar untuk membantu korban, waktu ditanya sama ibu-ibu 'sapa, sapa sing nganu? (Siapa, siapa yang berbuat ?), korban menjawab 'bojone nyong' (suamiku)," terang dia sambil memeragakan korban dan saksi lainnya.

Fauzan adalah pemilik toko bangunan yang menyaksikan kejadian ketika korban diserang, Minggu (29/8/2021). Ia melihat pelaku membawa benda tajam seperti pisau dapur yang nampak masih baru.

"Kurang lebih jam tiga sore saat menjual bensin, dari arah barat ada perempuan dan laki-laki. Suasana sepi minta ampun, saya datangi mereka, sekitar jarak 15-20 meter lihat pelaku pegang pisau dapur yang baru, ukurannya sekitar 10 centimeter dari genggaman tangannya," tambah dia.

Ia bahkan melihat ketika korban masih ditusuk beberapa kali oleh pelaku meski sudah tersungkur. Faozan sempat berupaya menangkap pelaku yang akan kabur ketika menyadari ada yang menyaksikannya.

Baca Juga: Deretan Pernyataan Kontroversial Bupati Banjarnegara

"Sudah tersungkur masih di tusuk tusuk, saya kejar mereka, dia (pelaku) lari mau naik motor, saya tarik kepalanya terus saya mau ditusuk sama pisau itu, saya menghindar. Kemudian dia mau lari lagi, saya pegang begel motornya, saya diserang lagi, terus saya kepikiran korban karena kondisinya pada waktu itu butuh pertolongan," jelas dia.

Ia bersama saksi lainnya langsung membawa korban ke puskesmas terdekat. Namun sekitar pukul 4 sore Ia mendengar kabar bahwa nyawa korban tidak terselamatkan.

"Manggil orang orang sambil teriak, ada pak RT terus korban dilarikan ke Puskesmas, pukul setengah 4 saya dengar kabar korban meninggal dunia," tambah dia.

Saksi mengaku dirinya masih ada hubungan keluarga dengan korban. Ia menyebut bahwa korban sudah pisah ranjang dengan suaminya sekitar 1 bulan. Bahkan suami sempat meminta korban untuk kembali ke rumahnya, namun korban menolak.

"Korban masih saudara, informasi yang diterima dari orang tua, dia pisah ranjang 1-2 bulan, suami sempat meminta istri kembali tapi menolak," jelas dia.

Keluarga menduga bahwa korban mengalami trauma sehingga menolak ajakan suami untuk kembali tinggal serumah di Gembol, Kecamatan Pejawaran. Trauma yang dialami korban

disebabkan dari perlakuan suami dan adanya persoalan rumah tangga yang belum diketahui kepastiannya.

"Karena masih trauma, mungkin ada persoalan rumah tangga,"ujar dia.

Saksi melihat pelaku memakai masker dan mengenakan topi. Pelaku juga memakai sarung ketika melakukan aksinya. "Tidak begtu jelas, dia pakai masker, pakai topi dan dia pakai sarung, "pungkas dia.

Keluarga mengatakan bahwa pelaku yang tega berbuat sadis adalah suami korban dan belum tertangkap. Namun hingga kini, polisi masih bisa dikonfirmasi untuk kejelasan terkait pelaku.

"Sadis itu, pelaku sudah diketahui suaminya sendiri. Sekarang belum ketangkep," imbuh Fikri salah satu anggota keluarga korban saat ditemui di rumah duka.

Kontributor : Citra Ningsih

Load More