"Saya gerilya mencari keluarga2 napi teroris yang ditangkap ini. Dan harus diketahui, kami tidak menggunakan dana desa atau pemerintah. Saya cukup dihargai, dan saya mengalami itu semua, bagaimana meninggalkan keluarga dan dipenjara dengan status teroris," imbuhnya.
Arif menyebut, buku yang ditulisnya mengisahkan pengalaman saat ditangkap hingga keluar dari penjara.
"Rata-rata memang para napiter ini terpengaruh karena melihat umat islam tertindas. Tantangan dari media sosial penyebaran ideologi sangat mudah. Kalau masyarakat itu pinter, maka ideologi tidak akan laku," ujarnya.
Densus 88/AT Mendukung
Baca Juga: BNPT Dalami Peringatan dari Jepang soal Ancaman Teror di Asia Tenggara
Sementara itu Kanid Idensos Densus 88/AT Satgaswil Jateng, AKBP Bambang Prastiyanto menyatakan mendukung upaya para napiter memberikan sosialisasi mengajak kembali NKRI.
Ia pun menyebut, terus melakukan pendekatan dengan para napiter. Bahkan, ia juga menjemput langsung para napiter yang sudah bebas.
"Memang sangat bisa terjadi para napiter kembali ke komunitasnya. Banyak rekan-rekan yang sudah keluar juga punya ideologi yang keras. Mengubah ideologi para napiter ini memang butuh strategi. seperti dari eks napiter, mereka akan lebih percaya. Namun jika orang umum maka mereka tidak percaya," ujarnya.
Sementara itu Machmudi Hariono eks napiter kasus Bom Sri Rejeki Semarang, dan juga Ketua Yayasan Persadani dan fasilitator reintegrasi di Jateng menyebut memberikan pemahaman NKRI kepada napiter tidak mudah.
"Semoga dengan buku ini kami bisa memberikan sosialisasi eks napiter. saat bebas akan merintis usaha, merancang hidup sejak dari penjara.
Baca Juga: Kotak Amal jadi Sumber Dana, BNPT: Salah Bederma Sama dengan Mendukung Aksi Terorisme
Tidak hanya napiter laki-laki, kami juga mendampingi para napiter wanita yang dihukum karena kasus terorisme," ujarnya.
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Penghancuran Masjid Tempat Teroris Menyusun Rencana
-
BNPT Ungkap Strategi Digital Lawan Ekstremisme: Libatkan NU, Muhammadiyah, dan LSM
-
BNPT Perkuat Strategi Anti-Terorisme, Gandeng Masyarakat Sipil di RAN PE Fase 2
-
Waspada! BNPT Ungkap Keresahan Sosial Jadi Celah Rekrutmen Teroris
-
Siapa Ali Imron? Napi Teroris, Guru Ngaji Tio Pakusadewo di Penjara: Dia Mengenalkan Kembali Saya dengan Huruf Al-Quran!
Tag
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Pemprov Jateng Siap Gelontor Bantuan Keuangan Desa Sebanyak Rp1,2 Triliun
-
Semen Gresik dan Pemkab Blora Teken Kerjasama Pengelolaan Sampah Kota Melalui Teknologi RDF
-
10 Tips Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadan
-
7 Pabrik Gula Tua di Jawa Tengah: Ada yang Jadi Museum hingga Wisata Instagramable
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025