Semasa dalam pembuangan di Boven Digul, KH Muklas banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional, di antaranya Mohammad Hatta.
"Ada yang menyebut nama Hatta pada nama panjang Lukman karena ayahnya kagum dengan Mohammad Hatta," ujar Wijanarto.
Di Boven Digul, KH Muklas ikut mendirikan sekolah formal untuk anak-anak tahanan politik yang ikut dibawa orang tuanya ke daerah pembuangan, termasuk Lukman kecil. Sekolah itu bernama Malay English School (MES).
"Lukman yang ikut ayahnya dibuang ke Boven Digul kembali ke Jawa saat ayahnya dipindahkan Belanda ke Australia tahun 1943. Dia kemudian ke Jakarta dan sempat bekerja menjadi kondektur bus," ungkap Wijanarto.
Seperti halnya sang anak, hidup KH Muklas juga berakhir tragis. Setelah bebas dari pembuangan pada 1958, dia dibunuh oleh pemberontak Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
Kontributor : F Firdaus
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Ini Deretan Kesiapan Tol Semarang-Solo Sambut Lonjakan Pengguna Jalan Akhir Tahun
-
UMKM Malessa Tumbuh Pesat, Serap Tenaga Kerja dan Perluas Pasar
-
PKL Semarang Naik Kelas! Kini Punya Manajer Keuangan Canggih di Fitur Aplikasi Bank Raya
-
5 Mobil Bekas Rp50 Jutaan Terbaik 2025: Dari MPV Keluarga Sampai Sedan Nyaman
-
P! Coffee dan BRI Ajak Anak Muda Semarang Lari Bareng, Kenalkan Literasi Finansial