Budi Arista Romadhoni
Kamis, 07 Oktober 2021 | 08:47 WIB
Foto udara Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/9/2021). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc]

SuaraJawaTengah.id - Energi menjadi kebutuhuan setiap orang di dunia. Tanpa energi, mustahil masyarakat bisa beraktivitas secara bebas. Seperti di Kabupaten Cilacap ini. 

Dusun Bondan merupakan salah satu daerah terpencil di Kabupaten Cilacap, yang letaknya cukup jauh dari pusat keramaian, bahkan tidak satu pun kendaraan roda empat yang bisa menjangkau wilayah itu.

Satu-satunya alat transportasi andalan warga Dusun Bondan yang masuk ke dalam wilayah Desa Ujungalang, Kecamatan Kampung Laut,  hanyalah perahu karena daerah tersebut berada di kawasan Laguna Segara Anakan.

Sebagian besar warga Dusun Bondan merupakan pendatang dan mayoritas berasal dari Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Mereka datang sekitar tahun 1997 karena tertarik untuk mengikuti jejak pendahulunya yang sukses merintis bisnis tambak bandeng dan udang windu pada tanah-tanah timbul di Laguna Segara Anakan.

Saat itu, kondisi Dusun Bondan masih sangat memprihatinkan karena belum tersedianya aliran listrik sehingga suasana pada malam hari gelap gulita dan warga setempat hanya mengandalkan lampu minyak sebagai penerangan.

Seiring berjalannya waktu, Dusun Bondan  dapat menikmati cahaya lampu listrik berkat bantuan program pertanggungjawaban sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) dari PT Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap (saat itu dikenal dengan sebutan Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, red.) pada tahun 2017.

Bantuan program CSR tersebut berupa prototipe Hybrid Energy One Pole (HEOP) yang mengonversikan energi surya dan angin menjadi listrik. Prototipe HEOP yang saat itu hanya mampu menghasilkan arus listrik searah atau direct current (DC) untuk 14 titik sambungan.

Selain itu, Pertamina juga memberikan bantuan berupa panel surya untuk 14 titik yang letaknya jauh dari lokasi prototipe HEOP.

Kendati arus listrik yang dihasilkan dari HEOP belum bisa dimanfaatkan untuk perangkat elektronik yang membutuhkan arus listrik bolak-balik atau alternating current (AC) bertegangan 220 volt, paling tidak Dusun Bondan tidak lagi gelap gulita pada malam hari karena warganya mendapatkan penerangan dari lampu LED yang menggunakan arus DC.

Baca Juga: Waspada! Kabupaten Cilacap Jadi Daerah yang Paling Rawan Jika Terjadi Tsunami

Kolaborasi

Upaya Pertamina untuk memberikan penerangan bagi warga Dusun Bondan tidak berhenti sampai di situ, namun terus berkelanjutkan. Pertamina pun berkolaborasi dengan Politeknik Negeri Cilacap (PNC) untuk mengembangkan energi listrik di Dusun Bondan dengan daya 6.000 Watt Peak (WP) pada tahun 2018.

Selanjutnya pada tahun 2019, pembangkit listrik tenaga hibrida (PLTH) yang dibangun Pertamina bersama PNC dengan kapasitas 12.000 WP diresmikan pengoperasiannya dan pada akhir tahun 2020, PLTH yang dilengkapi dengan lima kincir angin dan 24 panel surya itu ditingkatkan kapasitasnya menjadi 16.200 WP.

"Alhamdulillah berkat pembinaan dari Pertamina yang bekerja sama dengan pihak terkait lainnya, ada sebuah terobosan berupa PLTH ini. Dari awal sebenarnya bukan berarti tidak memungkinkan karena memang kami tidak memiliki akses jalan, namun inilah yang tepat diterapkan di Dusun Bondan untuk sistem energi listriknya, pemasangan listrik PLN susah, tidak ada akses jalan," kata Juru Bicara Pengurus PLTH Dusun Bondan Muhammad Jamaludin di Dusun Bondan, Rabu (6/10).

Ia mengakui sejak adanya PLTH itu, Dusun Bondan mengalami banyak perubahan dari sisi ekonomi dan sebagainya termasuk memaksimalkan kegiatan belajar anak-anak di rumah pada malam hari.

"Dulu ketika saya (masih sekolah) belum seperti itu, belajar sekadarnya saja karena gelap sekali. Alhamdulillah adik-adik saya, anak-anak di Dusun Bondan sekarang bisa belajar maksimal ketika malam hari," kata dia yang juga Ketua Koperasi Bondan Sukses Sejahtera.

Load More