SuaraJawaTengah.id - Suara ombak bergemuruh di luar rumah Kodriyah yang merupakan seorang siswi SMA di Kabupaten Demak yang saat ini tinggal di tengah laut bersama keluarganya.
Saya pergi ke rumahnya ketika masih gelap gulita. Dari kejauhan terlihat setitik sinar di tengah laut yang tak lain merupakan tempat tinggal Kodriyah dan keluarganya.
Kodriyah merupakan anak dari Pasijah dan Rukani, mereka adalah satu-satunya keluarga yang bertahan di Dusun Senik, Kecamatan Sayung yang kini sudah rata menjadi lautan.
Ketika menempuh pendidikan sekolah dasar, Kodriyah sempat melihat jalan menuju daratan. Namun sayang, waktu berjalan dengan cepat.
Perlahan jalan yang digunakannya untuk pergi ke sekolah hilang dengan sejuta kenangan masa kecilnya yang saat ini jadi lautan.
Kini, jalanan menuju sekolahnya benar-benar hilang. Padahal jalan tersebut, menyimpan banyak kenangan Kodriyah dengan ibunya.
"Dulu saat jalan masih terlihat saya diantar ibu saya menggunakan sepeda," katanya beberapa waktu yang lalu.
Meski tinggal di tengah laut, Kodriyah merupakan siswi yang cukup berprestasi di sekolahnya. Ketika menginjak kelas dua sekolah menengah pertama dia mendapatkan ranking dua.
Sementara, ketika kelas tiga dia di daulat sebagai siswa yang paling berprestasi di sekolahnya. Saat itu, dia mengaku mendapatkan hadia sepeda dari sekolahan.
"Namun sepedanya tak bisa dipakai, soalnya tak ada jalan," keluhnya.
Baca Juga: Duh! 13 Anak di Bawah Umur Jadi Korban Asusila Pelatih Voli, Ada yang Sampai Hamil
Apa yang dia dapatkan saat ini merupakan hasil dari kerja kerasnya. Tak jarang dia kesulitan mengikuti pelajaran sekolah karena kesulitan sinyal.
Selain itu, listrik di rumahnya juga sering mati. Hal itu membuatnya sulit mengikuti pelajaran, terutama ketika pandemi.
"Iya pas tak boleh tatap muka kemarin cukup sulit karena listrik sering mati, sinyal juga tak stabil," paparnya.
Ketika longgar, dia juga membantu ibunya untuk pembibitan mangrove hingga penanaman yang nantinya dijual dan sebagian ditanam di sekitar rumahnya.
Selain itu, dia juga membantu ibunya membuat kreasi teh dan kripik yang terbuat dari daun mangrove. Makanan dan minuman itu juga sudah diperjual belikan melalui online.
"Kalau kegiatan sehari-hari biasanya membantu ibu, kadang nanam mangrove kadang juga membuat kreasi mangrove," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
Terkini
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC
-
7 Poin Kajian Surat Yasin tentang Ilmu, Adab, dan Cara Beragama menurut Gus Baha
-
7 City Car Bekas Rp50 Jutaan yang Cocok untuk Keluarga Baru di 2025