SuaraJawaTengah.id - Dugaan pengaturan skor terjadi di kompetisi Liga 2 2021. Hal itu tentu saja mencoreng profesionalisme penyelanggara kompetisi dan PSSI.
Padahal, saat ini sudah ada Satgas Anti Mafia Bola di setiap pertandingan resmi PSSI. Lalu ke mana perginya satgas tersebut?
Diketahui Satgas Anti Mafia Bola tersebut berada di bawah Polri yang berfungsi mencegah pengaturan skor dalam pertandingan sepak bola berbagai level.
Sebagaimana diketahui, manajemen Perserang Banten resmi melaporkan lima orang pemain dan pelatih kepala kepada PSSI setelah diduga terlibat pengaturan skor.
Enam orang yang diduga terlibat dalam pengaturan skor langsung dicopot oleh manajemen secara tidak hormat. Mantan pelatih Perserang, Putut Widjanarko membantah dirinya terlibat dalam pengaturan skor.
Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali, kepada Solopos.com, Jumat (29/10/2021), mengatakan kejadian pengaturan skor adalah hal yang memalukan di saat ada petugas berompi bertuliskan Satgas Anti Mafia Bola dalam Liga 1 dan Liga 2 Indonesia.
Padahal tugas Satgas Anti Mafia Bola berdasarkan surat perintah penyidikan (sprindik) yakni memetakan sejumlah laga yang terindikasi terjadi pengaturan skor, melakukan penyidikan, penyelidikan, serta penangkapan.
Menurutnya Satgas Anti Mafia Bola bekerja dalam diam, tidak gagah-gagahan, pamer rompi di lapangan seperti peragawan di atas catwalk.
“Menariknya di depan personel berompi itu selalu ada kasus blunder wasit yang didiamkan. Apa yang diungkap manajemen Perserang menampar wajah Satgas pimpinan Brigjen Hendro Pandowo. Saya mempertanyakan tugas di lapangan itu Satgas sesungguhnya atau hanya gimmick,” kata Akmal dilansir Solopos.com Jumat (29/10/2021).
Baca Juga: Tamu VIP Masuk Ruang Ganti, Persija Dijatuhi Sanksi Komdis PSSI
Dibentuk Idham Aziz
Ia menambahkan secara fakta Satgas Anti Mafia Bola jilid III ini dibentuk saat Kapolri dijabat Idham Aziz lewat sprindik tanggal 1 Februari 2020 sampai enam bulan ke depan atau pada Agustus 2020.
Tugas Satgas Anti Mafia Bola jilid III ini sama dengan tugas jilid sebelumnya memonitor laga-laga sepak bola Indonesia yakni memetakan kasus-kasus dalam tahap satu, dua dan monitoring pertandingan Liga 1, 2, dan 3. Lalu juga mencegah terjadinya match fixing.
“Tetapi setelah Idham Azis diganti belum ada perpanjangan masa kerja Satgas menjadi Jilid IV yang sudah kedaluwarsa. Jadi siapa sesungguhnya para pria berompi Satgas di setiap pertandingan. Divisi Humas Polri harus menjelaskan agar citra Polri tak tercoreng,” imbuh dia.
Akmal mendorong pernyataaan manajemen Perserang terkait indikasi match fixing harus diusut tuntas dan dikembangkan.
Hal itu untuk memerangi pengaturan skor yang sudah menjadi penyakit kronis sepak bola nasional. Lalu momentum ini bisa menjadi pintu masuk untuk membongkar pengaturan skor sampai ke akar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Banjir Bandang Sapu Wisata Guci Tegal di Tengah Liburan, Pancuran 13 Tertutup Lumpur dan Batu
-
Libur Nataru Lebih Tenang, Pertamina Siagakan Motorist, hingga Serambi MyPertamina
-
Pemprov Jateng Pulangkan 100 Warga Terdampak Banjir Sumatera
-
Danantara dan BP BUMN Hadirkan 1.000 Relawan, Tegaskan Peran BUMN Hadir di Wilayah Terdampak
-
Turunkan Bantuan ke Sumatera, BRI Juga akan Perbaiki dan Renovasi Sekolah