Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 06 November 2021 | 18:12 WIB
Suasana pembukaan pameran lukisan "Kluruk!" di arena Bioskop Misbar Purbalingga, komplek Usman Janatin City Park, Purbalingga, Jumat (5/11/2021) malam. [Dok Humas]

SuaraJawaTengah.id - Sebanyak 17 lukisan langsung dipesan kolektor yang hadir pada pembukaan pameran seni rupa bertajuk "Kluruk!" di arena Bioskop Misbar Purbalingga, komplek Usman Janatin City Park, Purbalingga, Jumat (5/11/2021) malam.

Pameran "Kluruk!" yang diselenggarakan Dewan Kesenian Purbalingga (DKP) ini akan berlangsung hingga 9 November mendatang.

Kolektor lukisan, Buntoro mengaku memesan lukisan milik 17 perupa yang tengah pajang karya tersebut karena tertarik dengan gaya yang ditampilkan. Menurutnya, lukisan yang dipajang memiliki keunikan tersendiri.

"Untuk mengapresiasi seniman yang sudah memajang karya, saya langsung beli 17 lukisan. Bisa yang dipajang di sini (lokasi pameran Kluruk!), atau yang stok yang masih ada di rumah perupa," kata pengusaha asli Purbalingga yang bermukim di Jakarta ini saat membuka pameran.

Baca Juga: Konsumsi Sabu, Operator Eskavator di Bukateja Diciduk Satnarkoba Polres Purbalingga

Dia meminta, 10 persen dari pembelian lukisan tersebut akan diberikan kepada DKP untuk dikelola. Tujuannya agar seniman Purbalingga bisa menggelar kegiatan pameran lagi.

Buntoro mengaku sudah dua kali membuka pameran seni rupa. Pertama, di Yogyakarta dan kedua pada pameran "Kluruk!" ini.

Adapun pameran tersebut dibuka dengan pementasan monolog "Buang Kala" oleh salah satu pengkarya, Trisnanto Budidoyo.

Selanjutnya, Ketua DKP, Bowo Leksono menghadirkan sebuah teks dari sebuah pameran yang menandakan berdirinya Komunitas Seni Rupa Purbalingga (KSP) yang digelar 24-30 Juni 2002 lalu. Pameran perdana itu diikuti 8 perupa Purbalingga.

Bowo mengatakan, seluruh peserta pameran merupakan perupa asal Purbalingga. Mereka diundang untuk menyajikan karya-karya idealis yang jarang ditampilkan di depan publik.

Baca Juga: 262.416 Warga Purbalingga Sudah Divaksin Covid-19, Ini Penjelasan DInkes

Karya yang hadir di antaranya absurd, abstrak, naif, surealis, ekspresionisme dan karya yang terinspirasi dari motif batik.

Aliran-aliran itu seolah menabrak arus yang lebih sering muncul di Purbalingga seperti realis, naturalis dan dekoratif. Selain itu, ada sejumlah karya yang menampilkan ekspresi kegelisahan, kematangan, imajinatif serta identitas budaya.

Adapun perupa yang terlibat dalam pameran ini di antaranya Agus Winarto, Andi Wahyudi, Andriyanto, Bagus Firmansyah, Bayu Prasetyo Aji, Chune Ebeg Mayong, Djentot Subechi, Hamdi, Kurniawan Dwi Hastanto, Lujeng Ismail, Muhammad Sutarmo, Nur Agustus, Pramono Endar, Suratno Amru, Trisnanto Budidoyo, Ugo Untoro dan Wendro Tanjung.

Selama lima hari, 29 lukisan akan dipajang di Bioskop Misbar Purbalingga komplek Usman Janatin City Park yang disulap menjadi ruang pamer. Setelah pembukaan, pada Sabtu 6 November 2021 malam, penikmat seni dan masyarakat diajak untuk berdialog dalam Bincang Seni#1: Mencipta Pasar Seni Rupa.

Pada hari ketiga, Minggu, 7 November 2021 pada jam yang sama, pameran diisi dengan pentas seni tradisi Dhaeng Tri Budaya Sekar Arum dari Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon, dan Lengger Mekar Sari dari Desa Wirasaba, Kecamatan Bukateja.

Pada hari keempat, diisi pentas seni tradisi Ndolalak dari Desa Bandingan, Kecamatan Kejobong, dan Lengger Jati Kesuma, Desa Larangan, Kecamatan Pengadegan.

Bagi penikmat seni yang ingin menyaksikan secara daring, disediakan live streaming melalui kanal YouTube Misbar Purbalingga.

Load More