Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 23 November 2021 | 11:06 WIB
Gerbang Pendakian Gunung Slamet. (Suara.com/Lilis Varwati)

Menurut mitos,  jika Gunung Slamet sampai meletus parah, akan membelah pulau Jawa menjadi dua bagian. Mitos ini berkembang seiring banyaknya para pendaki yang mengunjungi dusun ini karena seperti yang telah disebutkan, jalur Bambangan ini menjadi jalur favorit di kalangan pendaki.

Sementara itu, menurut Kepala Bidang Geologi Dinas Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Banyumas, Ir Junaedi (2012), menyatakan bahwa kondisi Gunung Slamet tidak berbahaya, hal ini dibuktikan melalui catatan aktivitas vukanologi Gunung Slamet yang pernah meletus pada 1700-an hingga terakhir erupsi pada 2009. 

Selain itu, karakter letusan Gunung Slamet ini bertipe stromboli, artinya setiap material yang dikeluarkan oleh letusan Gunung Slamet akan kembali jatuh di sekitar kawah atau badan gunung bertambah besar.

Tanah yang Subur dan Penghasil Sayur Mayur Terbesar di Jateng

Baca Juga: Wisata Guci Tegal Kaki Gunung Slamet, Sumber Pemandian Air Panas

Terkait sejarah dusun, belum ada sejarah pasti yang ditemukan, namun berdasarkan pengumpulan data dari masyarakat setempat, asal penamaan “Bambangan” pada dusun ini sudah ada dari zaman dahulu yang terdiri dari kata ‘abang’ yang dalam bahasa Jawa berarti warna merah yang mengacu pada kondisi tanah yang subur di dusun tersebut.

Salah satu warga setempat mengatakan “Jaman kuno wis dinamani bambangan, sekang lemah abang ditanduri dadi pangan, dadi dinamai Bambangan” yang bermakna tanah merah merujuk pada kondisi tanah yang subur dan jika ditanam benih akan menghasilkan bahan makanan. Sebab dusun tersebut berada di lereng gunung yang dikenal dengan tanah merah nan suburnya, oleh karena itu dusun tersebut dinamakan Dusun Bambangan.

Secara etimologi, penamaan dusun yang berarti tanah merah memperlihatkan kondisi tanah setempat yang subur khas daerah lereng Gunung  Slamet sehingga di balik mitologi yang berkembang, Dusun Bambangan merupakan penghasil sayur mayur terbesar di Jateng, khususnya tomat, cabai, kubis, bawang, seledri dan kentang.

Load More