SuaraJawaTengah.id - Puluhan warga Tambaklorok, Tanjung Mas, Kota Semarang gagal mengikuti vaksin lantaran mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Posyandu setempat, menduga penyakit hipertensi yang diderita warga karena rumahnya kumuh dan rob setiap hari.
Petugas vaksin Tambaklorok, Ari membenarkan jika puluhan warga yang ingin vaksin terpaksa ditolak karena mempunyai riwayat hipertensi. Dia meminta, warga yang mempunyai hipertensi untuk periksa ke puskesmas.
"Tadi ada sekitar 30 an warga yang disuruh pulang. Saya anjurkan untuk ke puskesmas dulu," jelasnya, Selasa (30/11/2021).
Kepala Posyandu Tambaklorok, Sri Wahyuni mengatakan, rob dan banjir yang terjadi tiap hari terjadi di Tambaklorok berdampak buruk terhadap kesehatan anak kecil dan juga orang tua.
Baca Juga: Detik-detik KSP Moeldoko dan Wali Kota Semarang Diusir dari Aksi Kamisan
"Memang benar banyak yang disuruh balik," katanya.
Menurutnya, banyaknya warga yang mempunyai riwayat hipertensi disebabkan permukiman warga di Tambaklorok terutama di RW 15 sering rob. Biasanya rob terjadi mulai tengah malam hingga menjelang siang.
"Jadi banyak pikiran, gimana caranya agar rumahnya tak terendam rob," paparnya.
Sebagian warga sudah meninggikan rumahnya untuk mengantisipasi rob, namun masih banyak rumah yang kemasukan air rob lantaran tak punya uang untuk meninggikan rumahnya.
"Banyak barang yang rusak, biasanya kalau yang meninggikan rumah juga banyak pikiran karena banyak yang hutang bank," imbuhnya.
Baca Juga: Duh! Sudah Berubah Fungsi, Lahan Pertanian di Kota Semarang Tinggal 6 Persen
Sampai saat ini, warga Tambaklorok antusias untuk mengikuti vaksin, bahkan para nelayan yang baru datang dari tengah laut bersedia jika langsung disuruh mengikuti vaksin.
"Ini lihat, dia dari melaut langsung datang ikut vaksin. Sini semnagat untuk vaksin itu ada namun ada kendala hipertensi," ucapnya.
Sementara itu, banyak juga anak-anak yang terdeteksi alami stunting. Data yang dia terima, anak yang alami stunting semakin bertambah setiap tahunnya. Hal itu disebabkan kondisi lingkungan yang kurang sehat.
"Banyak yang stunting di sini karena lingkungan kurang sehat," jelasnya.
Kontributor : Dafi Yusuf
Berita Terkait
-
Pinjam Kantor Polisi, KPK Periksa Ketua DPRD Semarang Terkait Kasus Korupsi Walkot Ita
-
Periksa Anggota DPRD Kota Semarang, KPK Cecar Soal Pengaturan Lelang di Pemkot
-
Amankan Puluhan Pelajar, Polisi Panggil Ortu untuk Tanyakan Apa Alasan Siswa SMK Ikut Aksi di Depan DPRD Kota Semarang
-
Mengintip Isi Garasi Calon Wali Kota Semarang Yoyok Sukawi, Ada Mobil Listrik hingga Minibus Dibawah Rp100 Juta
-
Mahasiswa Dorong Gerbang Balai Kota Semarang hingga Roboh, Tuntut Jokowi Mundur!
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Menteri Perdagangan dan Dirut Pertamina Patra Niaga Tinjau SPBU Sleman yang Disegel
-
Deretan Tablet Redmi Terbaru 2024 dan Spesifikasinya
-
Diskon BRImo hingga Cashback Meriahkan OPPO Run 2024
-
Survei Pilkada Kota Semarang: Yoyok-Joss Unggul Tipis atas Agustina-Iswar
-
Jokowi Sampai Turun Gunung ke Semarang, Optimis Luthfi-Yasin Menang di Pilgub Jateng