Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 06 Desember 2021 | 18:55 WIB
Bendera kuning dipasang di depan sejumlah toko yang berada di kawasan Alun-alun Kota Tegal, Senin (6/12/2021) sore. [Suara.com/F Firdaus]

SuaraJawaTengah.id - ‎Pemilik toko dan warga yang berada di sekitar Alun-alun Kota Tegal memprotes penutupan akses jalan menuju kawasan publik itu oleh pemkot. Mereka memasang bendera kuning di depan toko sebagai tanda duka cita.

Pemasangan bendera kuning‎ itu dilakukan secara serentak oleh pemilik toko dan warga yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Alun-alun Kota Tegal (P2KAT), Senin (4/12/2021) sore.

Bendera kuning berukuran 40x30 sentimeter itu dipasang di depan toko ‎menggunakan tiang besi.

‎Salah seorang pemilik toko, Desi (31) mengatakan, bendera kuning yang dipasang merupakan simbol duka cita karena penutupan semua jalan ke alun-alun yang dilakukan pemkot.

Baca Juga: Rem Blong, Bus Rombongan Santri Terguling di Jalur Wisata Guci Tegal, Balita Jadi Korban

Menurut pemilik toko elektronik itu, kebijakan penutupan jalan sangat merugikan para pedagang yang ada di sekitar alun-alun karena sepi pembeli.

"Ini bendera duka cita karena jalan diportal. Ekonomi masyarakat melemah. Kita semua sudah krisis, untuk makan pusing. Kita juga harus mikirin karyawan," ujar Desi di sela pemasangan bendera.

Dengan pemasangan bendera kuning tersebut, Desi berharap pemkot membuka mata dan hati dengan kondisi para pedagang. Pemkot seharusnya mengeluarkan kebijakan yang sejalan dengan pemerintah pusat dalam upaya memulihkan perekonomian setelah dua tahun dihantam pandemi Covid-19.

‎"Harapanya kita semua bisa mudah mencari nafkah, ekonomi kembali pulih. Kita berjualan, kalau diportal, tidak ada orang yang bisa masuk, yang mau beli siapa? Kita bukan melayani ‎kuntilanak atau pocong. Konsumen kita manusia, yang harus mengakses jalan raya. Mohon itu menjadi pertimbangan. Mudahkanlah kami mencari rezeki," tandasnya.

Pemilik toko sepatu, ‎Dian Nuryana (35)‎ mengatakan, jumlah pembeli di tokonya menurun drastis sejak akses jalan ke alun-alun ditutup portal setiap hari mulai pukul 17.30 - 00.00 WIB. Penutupan itu sudah dilakukan selama empat bulan.

Baca Juga: Akhirnya Palang Pintu Nyeleneh di Pasar Cikampek Ditertibkan, Netizen: Harus Viral Dulu

"Dulu sebelum diportal bisa laku 90 sampai 100 pasang per hari. Sekarang sehari cuma satu atau dua, malah kadang nol. Saya punya dua toko, satu terpaksa saya tutup karena sepi. Karyawan juga tinggal satu karena tidak bisa menggaji," ungkapnya.

Menurut Dian, pemasangan portal sangat merugikan para pedagang karena selama ini pembeli biasanya ra‎mai pada sore dan malam hari.

"Kalau pagi sampai siang itu kan kerja, jadi pembeli ya datangnya sore atau malam, sekalian ke masjid agung atau ke alun-alun," ucapnya.

Ketua P2KAT Anis Yuslam Dahda ‎mengatakan, jumlah bendera kuning yang dipasang mencapai 100 buah. Bendera kuning itu akan terus dipasang hingga pemkot mengubah kebijakan penutupan jalan ke alun-alun.

"Harapannya portal dibuka agar ekonomi jalan lagi. Apalagi Kota Tegal kan sudah PPKM Level 1, jadi sudah bagus, tinggal ekonomi dipulihkan seperti kebijakan pemerintah pusat," ujarnya, Senin (6/12/2021).

‎Anis mengatakan, penutupan akses jalan-jalan ke alun-alun berdampak pada sekitar 70 toko. Selain itu, penutupan juga menyulitkan warga yang tinggal di sekitar alun-alun untuk beraktivitas. 

"Penutupan jalan ke alun-alun ini ternyata juga tidak ada dasar hukumnya. Pemkot baru akan membuat peraturan wali kotanya. Jadi selama ini tidak ada dasarnya menutup jalan," tandasnya.

‎Sementara itu Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Tegal Abdul Kadir mengatakan, penutupan akses jalan ke alun-alun dilakukan karena kawasan tersebut hingga Taman Pancasila akan dijadikan kawasan wisata. 

"Masyarakat yang mau ke alun-alun harus berjalan kaki," ujar Ading, sapaan akrab saat audiensi di kantor DPRD Kota Tegal, Senin (29/11/2021).

Kontributor : F Firdaus

Load More