SuaraJawaTengah.id - Pemilik toko dan warga yang berada di sekitar Alun-alun Kota Tegal memprotes penutupan akses jalan menuju kawasan publik itu oleh pemkot. Mereka memasang bendera kuning di depan toko sebagai tanda duka cita.
Pemasangan bendera kuning itu dilakukan secara serentak oleh pemilik toko dan warga yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Alun-alun Kota Tegal (P2KAT), Senin (4/12/2021) sore.
Bendera kuning berukuran 40x30 sentimeter itu dipasang di depan toko menggunakan tiang besi.
Salah seorang pemilik toko, Desi (31) mengatakan, bendera kuning yang dipasang merupakan simbol duka cita karena penutupan semua jalan ke alun-alun yang dilakukan pemkot.
Baca Juga: Rem Blong, Bus Rombongan Santri Terguling di Jalur Wisata Guci Tegal, Balita Jadi Korban
Menurut pemilik toko elektronik itu, kebijakan penutupan jalan sangat merugikan para pedagang yang ada di sekitar alun-alun karena sepi pembeli.
"Ini bendera duka cita karena jalan diportal. Ekonomi masyarakat melemah. Kita semua sudah krisis, untuk makan pusing. Kita juga harus mikirin karyawan," ujar Desi di sela pemasangan bendera.
Dengan pemasangan bendera kuning tersebut, Desi berharap pemkot membuka mata dan hati dengan kondisi para pedagang. Pemkot seharusnya mengeluarkan kebijakan yang sejalan dengan pemerintah pusat dalam upaya memulihkan perekonomian setelah dua tahun dihantam pandemi Covid-19.
"Harapanya kita semua bisa mudah mencari nafkah, ekonomi kembali pulih. Kita berjualan, kalau diportal, tidak ada orang yang bisa masuk, yang mau beli siapa? Kita bukan melayani kuntilanak atau pocong. Konsumen kita manusia, yang harus mengakses jalan raya. Mohon itu menjadi pertimbangan. Mudahkanlah kami mencari rezeki," tandasnya.
Pemilik toko sepatu, Dian Nuryana (35) mengatakan, jumlah pembeli di tokonya menurun drastis sejak akses jalan ke alun-alun ditutup portal setiap hari mulai pukul 17.30 - 00.00 WIB. Penutupan itu sudah dilakukan selama empat bulan.
Baca Juga: Akhirnya Palang Pintu Nyeleneh di Pasar Cikampek Ditertibkan, Netizen: Harus Viral Dulu
"Dulu sebelum diportal bisa laku 90 sampai 100 pasang per hari. Sekarang sehari cuma satu atau dua, malah kadang nol. Saya punya dua toko, satu terpaksa saya tutup karena sepi. Karyawan juga tinggal satu karena tidak bisa menggaji," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Libatkan Istri jadi Tukang Palak, Preman Pemeras Tukang Sayur di Bekasi Ternyata Budak Narkoba
-
Keluhkan Penjualan Merosot, Pedagang Mainan di Pasar Gembrong: Lebaran Sudah Nggak Berpengaruh
-
Warteg Lewat, Ini 7 Kuliner Khas Tegal yang Cuma Ada saat Lebaran
-
Pedagang Pasar Khawatir Omzet Bisa Anjlok Gegara Kebijakan Kemasan Rokok Polos
-
Kurma Laris Manis di Pasar Tanah Abang, Harga Mulai Rp40.000/kg
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
-
Prabowo 'Kebakaran Jenggot' Respons Tarif Trump, Buka Seluruh Kran Impor: Pengusaha Teriak Bumerang!
Terkini
-
Mudik Lebaran 2025: Pertamax Jadi Andalan Pemudik, Konsumsi Naik 77 Persen
-
Jawa Tengah Ketiban Durian Runtuh! Gubernur Luthfi Gandeng DPR RI untuk Kucuran Dana Pusat
-
Perajin Mutiara Asal Lombok Go International, Bukti Komitmen BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Atas Karya Lokal
-
Rahasia Umbul Leses Boyolali: Kisah Pengantin Terkutuk Jadi Pohon Raksasa!
-
Pemprov Jateng Prioritaskan Ini! Gebrakan Gubernur Luthfi di Tahun 2025