Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 03 Februari 2022 | 11:06 WIB
Hoo Gien Hwat atau dikenal sebagai Suhu Hwat berdoa di depan altar Avalokitesvara atau Dewi Kwan Im. [suara.com/ Angga Haksoro Ardi]

Suhu Hwat menegaskan, ilmu feng shui bukan ilmu ramalan. Feng shui hanya membantu orang membuat keputusan sesuai kejadian yang pernah terjadi di masa lalu.

“Kedepan itu cuma support saja. Misal kamu cocoknya rumah menghadap kemana, usaha apa. Kedepannya cuma itu saja.”

Feng shui menurut Suhu Hwat juga tidak bertentangan dengan ajaran agama apapun. Feng shui dianggap identik dengan ajaran Taoisme sebab pertama kali disebarkan oleh para pendeta aliran Tao.

“Ini betul-betul ilmu pengetahuan. Cuma pengembangan ilmu ini dari sananya (Tiongkok) kebanyakan yang membawa pendeta Taoisme.”

Baca Juga: Viral Video Kerumunan Diduga Perayaan Imlek di Sebuah Mal, Netizen: Siapa yang Kasih Izin sih?

Feng shui dapat dipelajari lewat buku Tong Shu/ Guang Jin yang diterbitkan di Taiwan setiap tahun. Buku yang biasa disebut “Chinese Almanak Book” ini salah satunya memuat pedoman mencari hari baik sesuai feng shui.

“Jadi sekitar bulan September kalau pintu impor-nya lancar buku ini sudah masuk ke Indonesia. Tapi kalau lagi ada masalah di pelabuhan bisa sampai Oktober-November,” kata Suhu Hwat.

Dia berharap masyarakat terutama warga Tionghoa, memahami feng shui sebagai ilmu pengetahuan. Sehingga unsur okultisme yang bersifat supranatural dan mistis tidak begitu ditonjolkan.

“Selama ini ilmu pengetahuannya ketinggal. Budayanya yang tinggi. Feng shui bukan ilmu klenik. Saya coba mengangkat ilmu pengetahuan ini semampu saya,” pungkas Suhu Hwat.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Baca Juga: Selain Tahun Baru Imlek, Ini Daftar Tanggal Merah Bulan Februari 2022

Load More