Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 18 Februari 2022 | 15:13 WIB
Lukisan anak-anak Desa Wadas menggambarkan betapa subur dan damai desa mereka. (IG @wadas_melawan).

SuaraJawaTengah.id - Anak-anak Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, turut menyuarakan kegelisahan mereka terkait rencana pertambangan batu andesit. Suara disampaikan melalui media puisi dan gambar.  

Salah seorang pemuda Desa Wadas, Ngabdul Mukti mengatakan, kegiatan anak-anak menggambar didampingi seniman Yayak Yatmaka.

Pakde Yayak - begitu anak-anak Wadas memanggil Yayak Yatmaka- membimbing anak-anak mengekspresikan perasaan mereka. Saat aparat gabungan masuk ke Desa Wadas pada 8 Februari 2022, Yayak ikut ditangkap polisi.

“Kegiatan menggambar itu sudah dilakukan sejak dulu. Semenjak awal-awal menolak pertambangan. Anak-anak (sekarang) sama Pakde Yayak,” kata Mukti kepada SuaraJawaTengah.id, Jumat (18/2/2022).

Baca Juga: Kementerian ESDM Tegaskan Pemerintah Tak Perlu Punya IUP dan SIPB untuk Penambangan Batuan Andesit di Wadas

Menurut Mukti, lewat puisi dan gambar anak-anak Wadas menyampaikan pendapat mereka. Kebanyakan lukisan menggambarkan kondisi alam Desa Wadas yang asri jauh dari polusi.

Salah satu puisi karya anak-anak dengan polos menggambarkan situasi desa mereka.

Di tanah yang ini kami lahir dengan sempurna

Dan kami tumbuh besar dan melihat orang tua kami menanam pohon

Di tanah ini kami tumbuh besar

Baca Juga: Tak Ada Izin Usaha Tambang Batu Andesit di Desa Wadas, Menteri ESDM: Untuk Kepentingan Nasional, Tidak Dikomersialkan

Orang tua kami dipaksa untuk menjual tanah

Orang tua kami menolak pertambangan itu

Karena dampak pertambangan itu merampas ruang hidup kami

Salah seorang anak Desa Wadas, Umun melukis pemandangan dua gunung lengkap dengan rumput dan pohon. Tidak lupa siswa Kelas III sekolah dasar ini menyertakan gambar bendera Merah Putih pada lukisannya.

Lukisan anak lainnya menggambarkan hasil bumi Desa Wadas. Dia melukis durian, pisang, pepaya, dan rambutan yang menjadi hasil panen warga Wadas.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More