SuaraJawaTengah.id - Warga Desa Wadas mengalami pemadaman listrik dan gangguan internet saat peristiwa kericuhan antara aparat dan warga yang menolak pengukuran lahan tambang batu Andesit yang akan dijadikan proyek Bendungan Bener, pada Selasa (18/2/2022).
PLN beralasan pemadaman listrik di Desa Wadas terjadi akibat adanya gangguan pohon tumbang yang menimpa jaringan PLN.
Salah satu warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah yang merupakan Perwakilan dari Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas atau GEMPADEWA mengatakan bahwa saat insiden kericuhan 8 Februari lalu, terjadi pemadaman listrik. Namun faktanya, kata dia, tak ada pohon tumbang seperti penjelasan PLN.
"Benar mati listrik, tapi nggak ada bencana alam, pohon tumbang nggak ada," kata perwakilan GEMPADEWA dalam sebuah wawancara dengan radio MQFM Jogja yang disiarkan di Youtube MQFM Jogja, Jumat (18/2/2022).
Baca Juga: Proliga 2022: Kalahkan Jakarta Elektrik PLN, Bandung BJB Tandamata Berpeluang Lolos Final Four
Dia juga menyebut terjadi pemutusan jaringan internet, sehingga warga tak dapat berkomunikasi secara online. "Kami di sini pun juga nggak dapat jaringan rupanya dimatikan," ucapnya.
Bahkan aparat melakukan sweeping ke rumah warga saat terjadi pemadaman. Sehingga warga menjadi ketakutan.
"Itu satu malam lebih mati listrik, jadi kami juga ketakutan seperti dilurung dalam kegelapan dan mereka juga sweeping rumah dan sebagainya. Yang terjadi seperti itu," ungkap dia.
Sebelumnya, GEMPADEWA mengungkapkan kondisi terkini pasca insiden kericuhan dengan aparat saat pengukuran di tanah Desa Wadas yang akan dijadikan lokasi penambangan batuan andesit material pembangunan proyek Bendungan Bener Purworejo. Setiap hari, dari pagi hingga sore masih banyak aparat kepolisian dan TNI yang berlalu lalang di desanya.
Diketahui para polisi melakukan kekerasan terhadap warga yang menolak pembangunan Bendungan menangkap 64 orang warga Wadas, termasuk anak-anak dan lansia.
Baca Juga: Legislatif Sebut Pencairan JHT di Usia 56 Tahun akan Memperparah Kemiskinan di Jateng
Banyaknya aparat yang masih berlalu lalang membuat warga menjadi trauma dengan kehadiran aparat di Desa Wadas yang dikhawatirkan insiden kericuhan akan terulang lagi. Warga juga masih takut untuk melakukan aktivitas bekerja seperti biasanya.
"Sehingga aktivitas belum pulih penuh lah, hanya sekira saja untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan, sehingga masih trauma sekali," ucap perwakilan GEMPADEWA.
Berita Terkait
-
Warganet Ramai soal Jokowi Dukung Cagub Jateng: Esemka dan Bansos Kembali Disinggung
-
Electricity Connect 2024 Siap Digelar, Momentum Kolaborasi untuk Transisi Energi
-
Dari Bansos Hingga Esemka, Komentar Warganet Ramai Soal Jokowi Kampanye Cagub Jateng
-
Dari COP29 Azerbaijan, PLN Boyong 5 Kerja Sama Strategis untuk Transisi Energi di Tanah Air
-
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040
Tag
Terpopuler
- Mees Hilgers: Saya Hampir Tak Melihat Apa Pun Lagi di Sana
- Coach Justin Semprot Shin Tae-yong: Lu Suruh Thom Haye...
- Jurgen Klopp Tiba di Indonesia, Shin Tae-yong Out Jadi Kenyataan?
- Saran Pelatih Belanda Bisa Ditiru STY Soal Pencoretan Eliano Reijnders: Jangan Dengarkan...
- Elkan Baggott Disuruh Kembali H-1 Timnas Indonesia vs Arab Saudi: STY Diganti, Lu Bakal Dipanggil
Pilihan
-
Emas Antam Terus Meroket, Hari Ini Seharga Rp1.498.000/Gram
-
Wakil Kepala Danantara Masih Rangkap Jabatan Dirut BUMN, Emang Boleh?
-
Media Arab: Gol Pertama Marselino Ferdinan Tidak Sah!
-
Hyundai All New Santa Fe Langsung Jadi Juara SUV Hybrid, Honda CR-V Minggir Dulu
-
Begini Tampang Sedih Pemain Arab Saudi usai Dipecundangi Timnas Indonesia
Terkini
-
Pengamat UIN Walisongo Ungkap Dampak Politik Uang: Dari Korupsi hingga Praktik 'Balas Jasa'
-
Semarang Diguyur Hujan Ringan, BMKG Imbau Warga Waspada
-
Pilwalkot Semarang 2024: Mungkinkah Tanpa Money Politics?
-
Hujan Ringan Diprakirakan Guyur Semarang, BMKG Imbau Warga Tetap Waspada
-
Fitnah Pilkada Jateng, 4 Akun Medsos Dilaporkan Tim Luthfi-Yasin!