SuaraJawaTengah.id - Penggunaan pengeras suara di masjid akhir-akhir ini menjadi perdebatan. Hal itu tentu saja dipicu oleh Surat Edaran Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas soal aturan menggunakan pengeras suara.
Menanggapi hal itu, salah satu masjid legendaris di Banjarnegara Jami At-taqwa Gumelem menyatakan masih tetap menggunakan pengeras suara seperti biasa dan sesuai tradisi karena sebagai barometer waktu sholat.
Kepala Desa Gumelem Kulon sekaligus pengurus Masjid, Arief Machbub mengatakan, penggunaan pengeras suara masih seperti biasa. Pasalnya, masjid yang berada persis di depan rumahnya tersebut adalah sentral sehingga menjadi barometer waktu sholat di daerahnya.
"Masih sepeti biasa, dimana berkaitan dengan imbauan Pak Mentri, Gus Yaqut, kaitannya dengan pengeras suara di Masjid At Taqwa masih seperti biasa. Masjid yang ada di depan rumah kami adalah sentral menjadi barometer waktu sholat secara tepat," jelasnya kepada Suara.com, Minggu (6/3/2022).
Bahkan, masjid yang didirikan sejak tahun 1599 lalu, baru baru ini membangun menara untuk syiar.
"Menara sudah jadi, sehingga alkhamdulillah untuk syiar kami tetap biasa,"katanya.
Meski saat ini pengeras masjid mendapat tanggapan pro-kontra, Arief menyebut masyarakat di desanya tidak menjadikan hal tersebut masalah.
"Dalam hal ini juga pro-kontra. Tapi selama ini nggak ada masalah, justru kebetulan kemarin toanya sempat ada yang rusak, justri kita upayakan, kami dan teman teman membeli mixer dan ampli, bersama-sama habis jumatan musyawarah untuk beli,"ungkapnya.
Menurutnya, pengeras suara di Masjid tua tersebut tidak hanya digunakan untuk adzan. Tedapat kegiatan rutin yang sudah menjadi tradisi dan kebutuhan masyarakat.
"Jadi dalam hal ini khususnya untuk kultum sholat jumat ada semacam kajian, yang mendengarkan tidak hanya yang ada di dalam masjid tp juga diluar masjid, menginformasikan orang meninggal, dan sebagainya,"jelasnya.
Ia menyampaikan, asal muasal adzan datang dari zaman Rasulullah, dimana belum ada toa atau pengeras suara. Namun dia memastikan bahwa adzan bertujuan untuk memanggil umat muslim melaksanakan sholat.
"Kalau merucut asal-muasal adzan dari sahabat Bilal, sahabat bilal kalau adzan dulu kan di atas bukit, dulu kan belum ada toa. terlepas dari tradisi, pengeras suara untuk memanggil sholat, dan diupayakan yang dekat untuk datang untuk ke masjid," terangnya.
Keberadaan pengeras suara di desa Gumelem, Kecamatan Susukan, sudah bahkan sudah menjadi kebutuhan masyarakat.
"Sebagai tanda waktu, misal subuh waktunya bangun, ashar waktunya pulang, dan sebagainya. Terlebih mau Ramadhan otomatis untuk meningkatkan amaliyah Ramadhan, kuliah subuh, tarawih, kami upayakan pengeras suara,"tuturnya.
Terkait perdebatan pengeras suara, menurutnya hal tersebut adalah sesuatu yang tidak perlu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025