Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 12 Maret 2022 | 07:00 WIB
Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel. [GLYN KIRK / AFP]

SuaraJawaTengah.id - Imbas invasi militer Rusia terhadap Ukraina membuat klub raksasa Liga Inggris kalang Kabut. Sebab sang pemilik klub yang memiliki julukan The Blues itu merupakan warga Rusia.

Namun demikian, Thomas Tuchel bersumpah bahwa Chelsea tidak akan hancur gara-gara sanksi pemerintah Inggris.

Diketahui pemerintah Inggris menjatuhkan sanksi kepada pemilik Chelsea, Roman Abramovich. Hal itu tentu saja menjerumuskan juara bertahan Liga Champions ke dalam kekacauan sebelum mereka menang 3-1 di Norwich beberapa jam lalu.

Abramovich adalah salah satu dari tujuh oligarki yang dikenai sanksi baru Inggris akibat invasi invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Facebook Izinkan Warganet Kutuk Vladimir Putin dan Militer Rusia

Aset sang miliarder Rusia di Inggris telah dibekukan, sementara Chelsea berada di bawah pengawasan ketat pemerintah Inggris.

Pengawasan ini membuat The Blues tak boleh membeli pemain baru, tak boleh memperbarui kontrak pemainnya dan bahkan menjual tiket pertandingan.

Bahkan toko-toko klub Chelsea telah ditutup, sementara sponsor jersey utamanya yakni perusahaan telepon seluler Three, menanggapi sanksi dengan menyatakan akan menangguhkan kontrak sponsor dengan Chelsea.

Sanksi tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap kelangsungan hidup Chelsea dan masa depan jangka panjang klub ini diliputi tanda tanya.

Tetapi bos Blues Tuchel menandaskan setelah timnya mengalahkan Norwich bahwa The Blues tidak akan menyerah.

Baca Juga: Tetap Setia, Thomas Tuchel Bersumpah Chelsea Tak Akan Hancur karena Sanksi Pemerintah Inggris

"Sejauh ini kami bisa saling percaya dan ini tidak akan berubah. Selama kami masih cukup baju dan bus untuk menjalani pertandingan, kami akan berada di sana dan akan keras bersaing," kata dia seperti dikutip AFP.

"Semua orang bisa sangat yakin bahwa kami fokus kepada diri kami, dalam menjaga sikap dan mentalitas yang benar di tempat latihan dan di dalam tim," sambung dia.

Abramovich sudah mengumumkan bersedia menjual Chelsea dan sejumlah calon pembeli telah menyatakan minat mereka membeli klub yang memenangkan 19 trofi utama sejak pengusaha Rusia itu membeli klub itu pada 2003.

Tuchel memang tak tahu ke arah mana klub ini selanjutnya begitu Abramovich pergi, tetapi dia tidak mengkhawatirkan masalah yang tidak bisa dia kendalikan.

"Mari kita lihat apakah tetap seperti ini. Jika ya, saya tidak tahu. Kami menghadapinya dari hari ke hari. Saya tidak melihatnya muncul kemarin dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi esok," kata Tuchel.

"Tingkat dampak berita hari ini memang besar, pada waktunya kami tak tahu sebesar apa. Kami tak bisa mempengaruhinya. Ada baiknya, ada buruknya. Itu fakta."

Muncul spekulasi bahwa Tuchel mungkin meninggalkan Chelsea akibat situasi The Blues yang mendadak bergejolak.

Namun pelatih asal Jerman yang menjuarai Liga Champions dan Piala Dunia Klub sejak direkrut Abramovich pada Januari 2021, tetap bahagia bersama klub London barat itu.

"Saya masih senang berada di sini dan masih senang menjadi manajer tim yang tangguh," kata dia.

Chelsea berada pada urutan ketiga klasemen Liga Premier setelah mengalahkan Norwich untuk unggul sembilan poin dari Manchester United yang berada pada posisi kelima dalam perburuan finis empat besar.

Mereka juga masih bertahan dalam Liga Champions, tepatnya babak 16 besar, dan juga perempat final Piala FA.

Tuchel akan menggunakan target itu untuk menjaga pemain-pemainnya tetap fokus di tengah kekacauan ini, namun sebelum pertandingan melawan Norwich dia mengaku sempat khawatir mereka mungkin terganggu.

“Bohong jika saya berkata tidak khawatir, tetapi saya juga sangat percaya," kata dia.

"Dalam keadaan-keadaan sulit kami menghasilkan banyak poin dan penampilan bagus sehingga kami bisa percaya kepada mentalitas dan budaya kami dalam klub ini. Kami membiarkan diri kami fokus kepada sepak bola," pungkas Tuchel.
[ANTARA]

Load More