Zelin lahir dari keluarga pas-pasan di desa. Ayahnya hanya tentara berpangkat rendah.
Menurut Zelin saat itu, satu-satunya jalan keluar dari kesulitan ekonomi adalah menjadi atlet bulu tangkis. Dia merasakan betul perihnya merintis karir, berlatih hingga akhirnya menjadi atlet kelas dunia.
“Saya nggak pingin dia (jadi atlet) badminton. Cukup saya saja. Saya tahu untuk meraih (prestasi) seperti saya, nggak bisa saya ceritakan ya. Saya ninggalin kampung sini sejak kelas 1 SMP masuk Djarum.”
Keputusan Zelin didukung penuh suaminya. Mereka sepakat sama sekali tidak akan mengenalkan apalagi melatih bulu tangkis kepada kedua putri kembar mereka.
“Nggak usah (jadi atlet bulu tangkis). Saya sudah bisa mencukupi anak saya. Motivasi saya jadi pemain itu karena mengangkat derajat orangtua. Saya anak kopral yang sangat biasa banget. Jadi ketika akhirnya itu saya capai, ya sudah cukup. Saya (tidak) akan bikin anak saya seperti saya,” ujar Zelin.
Keputusan itu dipertanyakan Sumeri ayah Zelin. Dia merasa tidak adil jika anak-anak tidak dikenalkan pada olah raga bulu tangkis.
Sumeri mantan pemain bulu tangkis tingkat Kabupaten Magelang. Semua putrinya atlet bulu tangkis, meskipun hanya Zelin yang bisa menjadi atlet nasional.
“Yakin anakmu nggak dikenali badminton? Nggak pak. Bapak saya nggak terima. Pulang sekolah anak saya diajarin (badminton) di depan rumah sini,” kata Zelin.
Bakat Tak Terbendung
Sumeri yang pertama kali membuat Bilqis memegang raket. Dia mengikat shutlecock di langit-langit teras dan meminta Bilqis untuk memukulnya.
Pukulan pertama Bilqis Prasista ternyata tidak luput. Padahal sebelumnya dia sama sekali belum pernah memukul cock raket.
Sumeri kaget dan semakin semangat mengajak cucunya bermain bulu tangkis. Zelin dan Joko Supriyanto akhirnya luluh dan setuju memasukkan Bilqis ke club bulu tangkis di Solo.
“Lama di Jakarta, kami belum begitu kenal club bulu tangkis di Magelang. Kami tahunya belajar badminton ya di Solo. Kebetulan suami saya orang Solo.”
Selepas kelas 2 SD, Bilqis pindah ke Solo. Kebetulan ayah Joko Supriyanto mendirikan klub badminton “Purnama” di Solo. Tapi karena Bilqis kembali sekolah full, tidak banyak waktunya untuk berlatih bulu tangkis.
Hanya 2 tahun Zelin dan kedua anaknya tinggal di Solo. Mereka kembali ke Magelang setelah Sumeri meninggal dan Bilqis melanjutkan latihan badminton kepada beberapa orang secara privat.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Libur Nataru Dijamin Irit! Pertamina Tebar Cashback BBM 20 Persen, Diskon Gas hingga Hotel
-
Genjot Ekonomi Baru, Ahmad Luthfi Minta Kabupaten dan Kota Perbanyak Forum Investasi
-
Memperkuat Inklusi Keuangan: AgenBRILink Hadirkan Kemudahan Akses Perbankan di Daerah Terluar
-
15 Tempat Wisata di Pemalang Terbaru Hits untuk Liburan Akhir Tahun
-
10 Wisata Semarang Ramah Anak Cocok untuk Libur Akhir Tahun 2025, Pertama Ada Saloka Theme Park