SuaraJawaTengah.id - Pawai mobil hias dalam prosesi kirab Waisak 2566 BE-2022 menggambarkan perjalanan hidup Siddhartha Gautama dari lahir hingga parinibbana (wafat).
Lima mobil hias dibangun oleh seniman sekaligus kreator, Supono. Dibantu 16 orang tenaga kerja, Supono menyelesaikan mobil hias dalam waktu kurang dari 1 minggu.
Ide tematik mobil hias dipelajari Supono dari beberapa buku tentang perjalanan hidup Siddhartha Gautama. Dia juga merangkum masukkan dari beberapa teman.
“Saya sempat membuat sket design. Ada yang kasih masukkan mobil hias berbentuk perahu yang nantinya akan ditumpangi para biksu,” kata Supono kepada SuaraJawaTengah.id, Senin (16/5/2022).
Perahu melambangkan perjalanan penyebaran agama Buddha dari tanah kelahiran Siddhartha di distrik Kaplilavastu yang saat ini masuk wilayah Nepal, berbatasan dengan India.
Perahu berukuran panjang sekitar 7 meter dan lebar 2 meter itu dibangun pada mobil tipe Mitshubishi L-300. Bahan penghias yang digunakan merupakan campuran material kayu, besi, styrofoam, dan spon ati.
“Ini kita prosesnya singkat. Dapat informasi kalau jadi membuat mobil hias itu sekitar Lebaran kurang 3 hari. Awalnya cuma diminta bikin 2 malah jadi disuruh bikin 5 mobil hias,” ujar Supono.
Supono mengaku tidak menemui kesulitan saat membangun mobil hias. Keseherian lulusan ISI Yogyakarta ini memang dekat dengan dunia artistik dan seni instalasi.
Belum lama ini, Supono terlibat dalam festival pertunjukan seni budaya, Jogja Cros Culture. Dia juga langganan membangun seting panggung dan kepentingan artistik festival seni budaya Dieng Culture Festival.
Baca Juga: 2 Tahun Tidak Ada Perayaan, Umat Buddha Kirab Waisak dari Candi Mendut ke Candi Borobudur
“Kebetulan saya lama di Jogja dari 2007 sampai 2019 di Padepokan Bagong Kusudiarjo. Saya juga berkegiatan cukup lama di dunia artistik. Saya mulai terlibat di Dieng Culture Festival yang ke-4.”
Sebagai muslim, Supono juga tidak menemui kendala saat harus menghias mobil bertemakan Waisak. Menurut dia, karya seni dapat melintas batas-batas kemanusiaan, termasuk agama.
“Apalagi saya muslim bisa bisa membantu saudara-saudara yang beragama lain. Kalau bicara seni jangan membawa agama karena tidak akan pernah ketemu,” kata Supono.
Selain mobil hias berbentuk perahu yang menggambarkan perjalanan penyebaran agama Buddha, Supono juga membangun mobil hias yang menggambarkan proses kalahiran Siddhartha, mencapai kesempurnaan Buddha dan wafat.
“Kelahiran Siddhartha disitu menggambarkan situasi taman (Lumbini). Masa kecilnya diasuh dayang-dayang. Kipas juga menggambarkan simbol dari Siddhartha.”
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025