SuaraJawaTengah.id - Wilayah Jawa Tengah diprediksi rawan bencana hidrometerologi selama beberapa waktu kedepan. Beberapa daerah menjadi langganan banjir hampir setiap tahun.
Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, menjadi salah satu daerah langganan banjir di Kabupaten Purworejo. Desa ini sering mendapat limpahan air dari kawasan yang lebih tinggi.
“Kebetulan ada 2 sungai yang melewati desa kami, jadi sering banjir. Sungai Jali dan Dulang,” kata Kades Krandegan, Dwinanto kepada SuaraJawaTengah.id.
Akibat hujan semalaman pada Selasa (31/5/2022), keesokan harinya Desa Krandegan terendam banjir. Banjir mulai masuk ke rumah-rumah warga pada Rabu (1/6/2022) sekira pukul 03.30 WIB.
Banjir merendam sekitar 450 rumah di Desa Krandegan. Menyebabkan 600 kepala keluarga di 11 rukun tetangga (RT) menjadi korban terdampak banjir.
Beberapa warga mengungsi ke rumah tetangga yang masih aman. Sebagian lagi bertahan di rumah masing-masing dengan kondisi penuh keterbatasan.
Menurut Kades Krandegan, Dwinanto, banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Dulang. Lokasi Krandegan diapit 2 sungai besar, Jali di barat dan Dulang di sisi utara hingga timur.
Banjir kemarin disebabkan meluapnya Sugai Dulang yang naik hingga meluber ke permukiman warga. Lokasi masuknya air berada di bantaran sungai di luar wilayah Desa Krandegan.
Kata Dwinanto, bantaran sungai yang berada di wilayah Desa Krandegan hampir semuanya sudah ditanggul. Air meluap di wilayah desa yang ditanggul seperti Desa Tanjungrejo, Dewi, Botodaleman, Botorejo, dan Sambeng.
Baca Juga: BRIN: Banjir Rob Ekstrem di Semarang Dipicu Angin Kencang di Laut
“Di atas Desa Krandegan ada desa-desa yang bantaran sungainya belum ditanggul semua. Air masuk lewat daerah-daerah itu,” kata Dwinanto.
Celakanya, posisi Krandegan lebih rendah dibanding desa-desa tersebut. “Air masuk dari desa atas bukan dari desa kami. Cuma limpahan air ke desa kami karena lebih rendah.”
Meski air saat ini sudah surut di Desa Krandegan, Dwinanto berharap ada langkah nyata mencegah terulangnya banjir di kemudian hari.
Dia berharap pemerintah mengalokasikan anggaran untuk membangun tanggul di desa-desa tersebut. Tanpa tanggul sungai, Desa Krandegan bakal seterusnya menjadi daerah langganan banjir.
“Sungai ini masuk kewenangan di pusat mungkin ada program di sekitar kami mulai normalisasi sungai sampai pembuatan tanggul.”
Pusat Riset dan Atmosfer pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi potensi banjir, longsor dan peningkatan suhu ekstrem akan terjadi bersamaan di tahun 2022.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar