SuaraJawaTengah.id - Guru tidak tetap Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang, RYN (35 tahun) diduga melalukan pelecehan seksual terhadap salah seorang murid.
Guru matematika ini mengirimkan chat mesum kepada salah seorang siswinya. Chat tersebut kemudian menyebar lewat media sosial.
Kepala Sekolah MAN 1 Magelang, H Handono, S.Ag mengakui RYN pernah mengajar di sekolah tersebut. RYN mengajar sebagai guru tidak tetap (GTT) sejak tahun 2016.
“Guru tidak tetap (GTT). Informasinya (mengajar) dari tahun 2016. Mengajar apa? Matematika,” kata Handono saat ditemui di sekolah, Jumat (1/7/2022).
Menurut Handono, saat berita pelecehan seksual ini menyebar di media sosial, pihak sekolah memanggil RYN serta korban dan keluarganya untuk melakukan klarifikasi.
Guru RYN mengakui dia mengirimkan chat mesum tersebut kepada korban. “Chating itu iya. Mengakui semuanya. Ada catatannya di sini, semua ada,” kata Handono sambil menunjukkan lembar berita acara klarifikasi.
Dalam lembar berita acara klarifikasi disebutkan RYN meminta maaf kepada madrasah serta siswa dan keluarganya.
“Sudah klarifikasi. Sudah diberhentikan pelakunya. Sudah klarifikasi ke anaknya. Orang tuanya sudah," tuturnya.
Kasus ini bermula dari unggahan tangkapan kamera chat RYN dengan salah seorang siswi MAN 1 Magelang. Dalam chat tersebut, RYN melontarkan kalimat-kalimat yang mengandung unsur pelecehan seksual.
Unggahan korban kemudian dibagikan oleh akun Twitter @txtdrMagelang. Tujuan dari membagikan utasan kasus ini adalah mencari keadilan bagi para korban.
Utasan tersebut kemudian memicu orang-orang yang diduga juga sebagai korban RYN untuk ikut angkat bicara. Salah satunya mengaku pernah dilecehkan RYN secara fisik di rumahnya.
Dari puluhan komentar yang tercatat di akun @txtdrMagelang, patut diduga korban pelecehan tidak hanya satu orang, seperti yang diakui RYN saat klarifikasi dengan pihak sekolah.
Terkait upaya pihak sekolah mencari korban lainnya, Kepala Sekolah MAN 1 Magelang, H Handono, S.Ag mengaku tidak memiliki kewenangan untuk itu.
“Gurunya kan sudah kita berhentikan. Kita kan nggak punya kewenangan. Saya kan tidak tahu (kemungkinan adanya korban lain). Yang saya tahu ya satu ini saja," tegasnya.
Handono mengaku menyesal kasus ini terjadi di sekolahnya. “Sebetulnya sangat menyesal. Karena kejadian seperti ini kan cuma...(Handono tidak melanjutkan kalimatnya). Akhirnya kita mengambil langkah seperti ini saja.”
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota