SuaraJawaTengah.id - Pertempuran besar pernah terjadi di Kota Semarang untuk mempertahankan kemerdekaan. Seperti Pertempuran Lima Hari di Semarang pada 14 Oktober hingga 19 Oktober 1945.
Namun tak banyak yang tahu, ternyata di Kota Semarang terdapat sejumlah lokasi yang jadi titik vital untuk menghadang tentara Belanda pada masa kemerdekaan.
Lokasi itu ada di Jembatan Kali Garang dan wilayah atas Kota Semarang yaitu Tanjakan Gombel.
Dua tempat bahkan jadi basis pejuang yang berperang secara gerilya, untuk menahan pergerakan Belanda dan perelatan tempurnya.
Purnawirawan TNI Kolonel Nursahit (83), yang saat itu membantu para pejuang bercerita banyak mengenai dua titik tersebut.
Ia menceritakan, Jembatan Kali Garang dan Tanjakan Gombel punya peranan vital dalam hal mempertahankan kemerdekaan.
"Saya masih ingat dua tahun setelah Presiden Soekarno memproklamasikan kemerdekaan, dan Jepang pergi. Tentara Belanda dan sekutunya mencoba masuk kembali ke Indonesia," katanya, Selasa (16/08/22).
Dikatakannya, pada Mei 1947 Resimen 26 Pacitan dipindahkan ke Sumowono untuk menghalau pergerakan militer Belanda.
"Saat itu saya masih sangat muda, namun sebagian warga negera saya dan kawan-kawan ingin membantu mempertahankan kemerdekaan juga," jelasnya.
Baca Juga: Bersepeda Jadi Salah Satu Wisata yang Digemari Jelang Libur Kemerdekaan RI
Pada Juli 1947, militer Belanda bergerak dari Jawa Barat untuk menyerang Yogyakarta.
"Karena Jawa Barat sudah dikuasai Belanda, mereka hendak menyerang Yogyakarta. Dan Yogyakarta saat itu jadi ibu kota negara sementara setelah dilakukan pemindahan dari Jakarta karena situasi di Jakarta tak kondusif," papar Nursahit.
Ia mengatakan, militer Belanda membawa perlengkapan perang lengkap dari mobil hingga tank saat masuk ke Kota Semarang.
"Namun pejuang gerilya merusak Jembatan Kali Garang sehingga tentara Belanda tertahan dan terpaksa memutar jalur," terangnya.
Startegi yang sama juga dilakukan para penjuang di Tanjakan Gombel, bom dipasang dan akses jalan dirusak.
"Tujuannya sama menahan pergerakan Belanda. Akhirnya tentara Belanda kembali memutar dan mengambil jalur di wilayah Gunungpati," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota