Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 27 Agustus 2022 | 17:26 WIB
Putri ketika sedang beraktivitas di rumah di Desa Pringamba 1, RT 2 RW 1, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara. (Suara.com/Citra Ningsih)

SuaraJawaTengah.id - Putri Ayu Sekarsari adalah salah satu peserta yang ikut pencukuran rambut gembel atau bajang di gelaran Dieng Culture Festival (DCF) tahun 2022. 

Kisah bocah rambut gembel atau rambut bajang selalu menarik dari gelaran DCF. Selain karakter anak pemilik rambut gembel yang unik, permintaan sebelum prosesi pencukuranpun biasanya tak terduga dan menggelitik.

Salah satu syarat ketika anak rambut gembel untuk diruwat adalah permintaannya dituruti. 

Putri Ayu Sekarsari atau biasa disapa Putri merupakan bocah 10 tahun asal Desa Pringamba, Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara, Jawa Tengah. 

Baca Juga: Digelar Lagi, Sandiaga Uno Ajak Wisatawan Hadiri Dieng Culture Festival 2022

Jika dilihat sekilas Putri tampak sama seperti anak lainnya. Namun jika melihat rambutnya, akan langsung tampak perbedaannya. 

Rambut menggumpal seperti wig atau rambut palsu tampak seperti menempel di kepala mungilnya. Bahkan, Arambut kepala Putri tampak seperti disanggul namun tidak rapi. 

Anak ketiga dari pasangan Anu Handayani dan Suparman ini sepakat dan ingin rambut gembelnya dicukur. 

Sehari-hari, Putri kerap merasakan pusing dan sering demam. 

"Ya sering pusing, tadi pagi juga pusing. Hampir setiap hari pusing," kata dia, Sabtu ( 27/8/2022). 

Baca Juga: Tak Seperti Tahun Sebelumnya, Dieng Culture Festival 2022 Bakal Digelar Bulan September, Ini Alasannya

Tak hanya itu, Putri tidak bisa menyisir rambutnya. Jika memaksakan menyisir, ia akan sakit dan tak jarang demam kemudian. 

"Ya kalau mandi cuma kramas pakai shampo banyak. Abis itu dikeringin nggak disisir," kata Putri. 

Dengan bentuk rambut yang berbeda dengan teman-temannya, Putri berkeinginan untuk mencukur rambutnya agar lebih nyaman. 

"Terkahir disisir sebelum ada gembel, kira kira 8 bulan yang lalu," kata dia saat ditemui dirumahnya. 

Meski demikian, murid kelas 4 SD Pringamba 1 ini mengaku tidak ada teman yang menjauhinya. 

"Teman-teman ya biasa aja, main bareng," ungkapnya. 

Tumbuh Rambut Gembel Dua Kali

Sang ibu, Ani Handayani menceritakan, rambut gembel Putri muncul dua kali. Pertama saat usia 6 tahun dan usia 9 tahun. 

"Pertama waktu usia 6 tahun itu sudah muncul sedikit, terus saya ruwat ngadain slametan. Tapi waktu slametan, rambut Putri nggak saya cukur. Karena, waktu itu cuma saya kasih minyak terus saya sisirin pelan itu bisa lurus lagi dan nggak nggumpal," kata Ani sambil memangku Putri. 

Sebab itulah, Ani membolehkan Putri untuk mewarnai rambut dan meluruskan rambut di salon. 

"Sempet di bonding itu rambutnya lurus, terus disemir. Tapi kok bentuknya kusut ya, nggak seperti rambut orang lain kalau abis di lurusin kan rapih dan halus, kalau punya Putri ini brantakan, kayak nggak disisir gitu," terangnya. 

Sampai usia Putri menginjak 9 tahun. Tiba-tiba rambut gembel muncul sebesar satu jari. 

Tak menunggu lama, rambut yang lainnya menggumpal menjadi satu sampai seperti saat ini. 

"Jadi ketika muncul kecil itu, saya udah cemas, ‘masa iya mau gembel lagi’ wah beneran itu ,nggak nunggu lana rambut Putri langsung menggumpal jadi satu seperti sanggul," terangnya sambil menunjukkan rambut Putri. 

Sempat Minta Motor KLX atau Iphone Seharga 25 Juta

Sang ibu bercerita, Putri mendaftarkan sebagai peserta ruwat rambut gembel DCF 2022 atas tawaran pamannya. 

"Pamannya nawarin, mau nggak dicukur di Dieng. Tapi Putri harus nurut," kata Ani. 

Ungkapan pamannya tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, Putri sempat meminta motor KLX atau iphone seharga Rp 25 juta. 

"Dulu ya mintanya motor KLX, padahal kan perempuan. Terus saya minta jangan motor ya, minta yang lainnya. Terus dia nyebut minta HP. Tapi ternyata harga HP yang diminta seharga Rp25 juta. Aduh ini gimana ya, sampai akhirnya pamannya itu bilang, kalau mau cukur di Dieng ya mintanya jangan yang mahal-mahal. Akhirnya Putri nurut, katanya terserah saya beli HP apa tapi kameranya yang dua," paparnya. 

Ada Keturunan Dieng

Meski orang tua asli Banjarnegara, namun jika berdasarkan keturunan, nenek Putri berasal dari Dieng.

"Ada keluarga dari suami itu keturunan Dieng, tapi jauh," ungkap Ani. 

Ternyata, Putri bukanlah anak satu-satunya yang berambut gembel. 

"Kakaknya Putri, yang ke-2 itu dulu juga pernah gembel rambutnya. Cuma dulu langsung diruwat, dicukur terus ilang," tuturnya. 

Saat ditanya, kakak Putri yang bernama Weggik Dwi Cahyo (20) membenarkan informasi tersebut. 

"Iya, dulu gembel rambutnya. Saya minta kambing buat dipelihara," katanya yang saat itu sedang berada di halaman.

Sehingga, dua dari tiga anak pasangan Ani dan Suparman berambut gembel. 

"Sebetulnya waktu lihat rambut Putri mulai ‘ngriwil’ itu saya sudah mbatin. Cuma saya kayak masih belum mau menerima. ‘Mbatin aja gembel ya, masa gembel bocah wes gede, Iki pen gembel tapi emoh’ (membatin, jangan gembel ya, masa gembel waktu anak sudah besar, ini saya tau mau gembel tapi saya gamau)," kata ibunya Putri. 

Sampai ketika tumbuh ke dua kalinya ketika usia 9 tahun. Ibu Putri sudah pasrah menerima rambut anaknya gembel lagi. 

Ani mengungkapkan, jika karakter anak berambut gembel dengan yang normal memang terdapat perbedaan. 

"Beda, kalau dibandingkan dengan kakaknya yang pertama itu lain. Kalau Putri ini harus diturutin, pokoknya sekarang. Kalau nggak itu tantrum bahkan malemnya bisa demam," ujarnya. 

Ia mengaku kerap merasa kuwalahan karena disi lain, Putri juga sangat aktif dan memiliki banyak minat. 

"Suka memasak, ya kalau lihat Youtube langsung mau bikin. Dia minta beli bahan dan alat buat masak, kalau gagal dia coba lagi sampai jadi," katanya. 

Ia berharap, usai mengikuti prosesi pencukuran rambut gembel pada ajang DCF 2022, rambut Putri bisa tumbuh normal seperti anak-anak pada umumnya. 

"Ya semoga gembelnya tidak tumbuh lagi, normal dan sehat tidak sakit-sakitan lagi. Sehingga bisa sekolah dengan nyaman karena selama ini sering ijij pulang karena pusing," kata Ani. 

Kontributor : Citra Ningsih

Load More