Scroll untuk membaca artikel
Erick Tanjung | Ria Rizki Nirmala Sari
Rabu, 26 Oktober 2022 | 21:16 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong pengembangan enam bandara komersil dan perintis di Jateng. Hal tersebut dilakukan Ganjar sebagai upaya merajut ekonomi kerakyatan.

Plh Kepala Dinas Perhubungan Jateng, Syurya Deta Syafrie menerangkan kalau pihaknya terus melirik potensi pasar baru melalui pengembangan bandara.

"Kami terus melakukan kajian dan mengkreasi terkait bandara untuk membuka rute-rute atau potensi pasar baru," kata Deta dalam keterangannya, Rabu (26/10/2022).

Adapun enam bandara yang dikembangkan Ganjar di Jateng yakni Bandara Adi Soemarmo di Kabupaten Boyolali, Bandara Dewandaru di Pulau Karimunjawa Jepara, dan Bandara Jenderal Besar Sudirman di Purbalingga.

Baca Juga: Antisipasi Bencana Jangka Panjang, Ganjar Pranowo Gencarkan Tanam Pohon di Lahan Kritis

Kemudian Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani di Kota Semarang, Bandara Ngloram di Cepu Kabupaten Blora, dan Bandara Tunggul lokasi di Kabupaten Cilacap.

Deta mengatakan, pengembangan bandara secara masif dilakukan di Bandara Ahmad Yani. Menurut Dea, kemegahan bandara tersebut merupakan komitmen Ganjar untuk memberikan manfaat kepada masyarakat di sektor perhubungan yang berdampak pada ekonomi rakyat.

"Bandara di Tambakharjo Semarang Barat itu dengan luas 58,000 meter persegi memuat kapasitas penumpang sembilan kali lipat dari yang lama, atau 19.000 penumpang per hari atau 6,9 juta penumpang per tahun. Sebelumnya hanya 800 ribu penumpang per tahun," kata Deta.

Di samping itu, kata Deta, Ganjar juga mendorong penambahan rute pesawat di 2022 ini. Di antaranya rute Semarang ke Jakarta, Semarang ke Ketapang dan Pontianak, hingga rute Semarang ke Makassar.

Sedangkan dua bandara yang dibangun adalah Jenderal Besar Sudirman di Purbalingga dan Ngloram di Cepu, Blora. Menurut Deta, keberadaan bandara ini sangat penting untuk menunjang kemajuan wilayah.

Baca Juga: Antisipasi Anak Gagal Ginjal Akut, Ganjar Minta Layanan Kesehatan Proaktif

"Serta Investor jelas lebih senang karena akses ke Jateng bagian tengah dan timur kini lebih mudah. Tujuannya simpul-simpul ekonomi kerakyatan akan makin kuat," ujarnya.

Komitmen Ganjar terhadap bandara mendapat apresiasi dari Majalah Bandara dalam ajang Bandara Awards 2018. Ganjar dinyatakan sebagai Kepala Daerah yang berkomitmen tinggi dalam mendorong pengembangan Bandara Udara di Indonesia.

Potensi Ekonomi

Sementara itu, mantan Kadishub Jateng Satriyo Hidayat menjelaskan, Bandara Ngloram hadir untuk menjawab potensi ekonomi di kawasan Blora yang berdekatan dengan Bojonegoro yang memiiki hotel bintang lima dan keberadaan Blok Cepu dengan perusahaan yang mempekerjakan ekspatriat.

Bandara Ngloram juga diharapkan bisa menjadi moda transportasi pilihan, bagi warga sekitar Blora, seperti Rembang, sebagian Grobogan, dan wilayah di Jawa Timur, seperti Ngawi, Bojonegoro dan Tuban, yang diperkirakan akan menuai imbas positif pembangunan Ngloram.

"Potensi Ngloram sangat besar. Sebab, di wilayah Cepu terdapat sejumlah perusahaan minyak milik asing yang mempekerjakan ekspatriat. Sementara, selama ini penerbangan hanya sampai ke wilayah Surabaya atau Solo. Bagi orang asing, transportasi udara dianggap memiliki tingkat keselamatan lebih baik ketimbang naik darat. Tapi ya itu, pandemi Covid-19 membwa dampak yang besar," katanya.

Ngloram yang pernah didarati King Air B200GT saat itu memang mendesak untuk dikembangkan, khususnya pembangunan landasan pacu (runway) sepanjang 1.600 m x 30 m agar tak hanya melayani pesawat baling-baling ATR-72, tapi juga pesawat komersial tipe jet.
Demikian pula, dengan Bandara JB Sodirman di Wirasaba, Purbalingga, diharapkan memberikan dampak ekonomi pada kawasan Barlingmascakeb.

Satriyo menyebut, keberadaan sebuah bandara sangat vital, karena bisa memangkas waktu lebih efisien. Pasalnya, ketika sebuah daerah ingin menjual produk UMKM, budaya, wisata, kuliner, bandara adalah etalase yang bisa memajang jualan tersebut.

"Turis asing yang ingin menghemat waktu membeli oleh-oleh khas Jepara, Rembang, Banyumas, bisa membeli di Ngloram atau JB Soedirman," ujarnya.

Load More