SuaraJawaTengah.id - Cabang olahraga sepak bola tak hanya menjadi tontonan yang menarik. Namun, sepak bola juga digemari anak-anak di Dunia.
Namun rupanya sepak bola juga memiliki manfaat positif untuk anak-anak. Salah satunya soal perkembangan motorik dan berpikir strategis.
Ketua Ikatan Psikolog Klinis Wilayah DKI Jakarta Anna Surti Ariani mengatakan sepak bola memiliki banyak manfaat untuk anak-anak.
"Mulai dari koordinasi motoriknya berkembang dan membangun kemampuan anak untuk berpikir strategis," ujar Anna dikutip dari ANTARA pada Kamis (3/11/2022).
Anna menjelaskan dalam proses tumbuh kembang, ada dua hal penting yang dilatih ketika anak bermain sepakbola yakni kedisiplinan dan bekerjasama.
Saat bermain bola, khususnya yang mengembangkan hobi tersebut secara profesional, anak dituntut untuk selalu disiplin agar bisa meningkatkan kemampuan. Berlatih tiap hari, pantang menyerah dan tekun untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Selain itu, bermain bola pada anak juga dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi, membaca situasi dan berpikir untuk menyelesaikan masalah serta mencari strategi.
Menurut Anna, seluruh kemampuan tersebut akan berguna di masa mendatang meski tidak menjadi pemain bola profesional.
"Dari situ dia bisa percaya bahwa untuk mencapai sesuatu harus ada kerjasama tim, berbagi komunikasi, kesempatan dan tugas. Kita butuh kerjasama untuk berbagai kegiatan kehidupan masyarakat dan itu bisa dikembangkan lewat sepakbola," kata lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu.
Baca Juga: Profil Singkat Erick Thohir, Mantan Presiden Inter Milan hingga Pemilik DC United
Lebih lanjut, psikolog klinis itu mengatakan bermain sepakbola juga dapat membuat anak belajar hal baru dari rekan sepermainannya.
Tak hanya itu, dalam sebuah permainan bola anak akan saling mengingatkan untuk tidak melakukan kesalahan. Kebiasaan tersebut secara tidak langsung dapat membantu anak untuk menyebarkan kebaikan.
"Ini yang dibilang peer to peer learning. Ini bagus banget untuk perilaku yang baik. Ketika anak-anak udah punya kebiasaan itu, mereka bisa jadi agent of change," katanya.
Anna juga mengatakan kebiasaan baik harus diterapkan kepada anak sedini mungkin. Menurutnya, efek tersebut akan terlibat saat anak mulai beranjak dewasa.
"Segala pembentukan kebiasaan memang harus dimulai dari dini. Kalau baru diajarkan saat dewasa, efeknya tidak akan terbentuk dan apa yang diajarkan menumpuk begitu saja.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara