SuaraJawaTengah.id - Pilkada Kota Semarang tahun 2024 menjadi momen penting dalam perjalanan demokrasi lokal. Namun, di balik semarak kontestasi, isu politik uang (money politics) kembali menjadi bayang-bayang yang meresahkan.
Praktik ini bukan hanya merusak integritas pemilu, tetapi juga menyuburkan budaya korupsi, yang berdampak luas pada tata kelola pemerintahan di masa mendatang.
Money politics telah lama menjadi masalah krusial dalam pemilu di Indonesia, termasuk pada Pilwalkot Semarang 2024. Modusnya beragam, mulai dari pembagian uang langsung, pemberian sembako, hingga janji-janji pembangunan.
Kholidul Adib, pengamat politik dari UIN Walisongo, menegaskan bahwa praktik ini dapat mencederai demokrasi dengan memprioritaskan kekuatan finansial dibandingkan integritas kandidat atau program kerja.
Baca Juga: Prabowo Dukung Cagub Jateng, Bawaslu Telusuri Potensi Pelanggaran Netralitas Presiden
“Kandidat dengan dukungan dana besar cenderung lebih mudah menang, bukan karena visi misinya, tetapi karena praktik transaksional yang melibatkan uang,” ujar Adib.
Menurutnya, kondisi ini menciptakan ketidaksetaraan dalam proses politik dan menodai keadilan demokrasi.
Dampak Politik Uang: Korupsi Sebagai “Balas Jasa”
Dr. Adib menambahkan, biaya tinggi dalam kontestasi politik mendorong kandidat terpilih untuk “mengembalikan modal” melalui berbagai cara, termasuk memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Money politics membuka peluang besar terjadinya korupsi. Ini menjadi siklus yang sulit dihentikan karena kebutuhan untuk membayar kembali pendukung, pengusaha, atau bahkan penjudi politik," jelasnya.
Baca Juga: Target Menang di Pilkada! Kaesang Pangarep Kerahkan Pengusaha Muda Door to Door di Semarang
Data dari Transparansi Internasional Indonesia (TII) menunjukkan bahwa setiap tahun, 30-40% anggaran pemerintah berpotensi bocor akibat praktik korupsi. Dengan APBN sebesar Rp3.000 triliun, kebocoran ini setara dengan Rp1.000 triliun—jumlah yang cukup untuk membiayai pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur secara nasional.
Berita Terkait
-
Jatuh Bangun Nasib Ridwan Kamil: Gagal di Jakarta, Kini Terseret Isu Korupsi dan Perselingkuhan
-
Hasto Klaim Dapatkan Intimidasi Sejak 2023: Makin Kuat Setelah Pilkada 2024
-
Mendagri Tito Tolak Usulan Fraksi Gerindra Minta PSU Pilkada Pakai Dana Pendidikan: Kami Gak Korbankan yang Wajib
-
Minta KPU-Bawaslu Seefisien Mungkin Ajukan Anggaran PSU Pilkada, Hitung-hitungan Kemendagri Tak Sampai Rp 1 T
-
Alasan Efisiensi, KPU Tiadakan Kampanye Akbar di PSU Pilkada 2024
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
FULL TIME! Yuran Fernandes Pahlawan, PSM Makassar Kalahkan CAHN FC
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
-
Kronologi Pemerkosaan Jurnalis Juwita Sebelum Dibunuh, Terduga Pelaku Anggota TNI AL
Terkini
-
Pemudik Lokal Dominasi Arus Mudik di Tol Jateng, H+1 Lebaran Masih Ramai
-
Koneksi Tanpa Batas: Peran Vital Jaringan Telekomunikasi di Momen Lebaran 2025
-
Hindari Bahaya, Polda Jateng Tegaskan Aturan dalam Penerbangan Balon Udara
-
Wapres Gibran Mudik, Langsung Gercep Tampung Aspirasi Warga Solo!
-
Tragedi Pohon Tumbang di Alun-Alun Pemalang: Tiga Jamaah Salat Id Meninggal, Belasan Terluka