SuaraJawaTengah.id - Kesetaraan gender di Indonesia saat ini belum terbentuk dengan baik. Masih saja terjadi diskriminasi pada perempuan baik di rumah, di ruang publik maupun di tempat kerja.
Membahas kesetaraan gender, Cinta Laura Kiehl menyentil soal feminism.
"Feminism itu kita hanya memperjuangkan pendidikan yang setara, hak yang setara dan Opportunity yang setara," ungkap Cinta dalam podcast noice yang dikutip pada Jumat (25/11/2022).
Menurutnya, para perempuan sendiri sebenarnya masih bingung dengan apa yang diperjuangkan agar bisa merasa aman.
"Mereka sendiri mungkin masih bingung apa yang mereka perjuangkan agar perempuan bisa merasa aman, bisa merasa bahwa mereka memiliki kesempatan yang sama seperti laki-laki dalam masyarakat kita," tambahnya.
Memahami soal kesetaraan gender memang tidak ada habisnya, lantaran penangkapan setiap orang berbeda-beda.
Pemisahan gerbong wanita di Commuter line menjadi salah satu contoh yang ditentang Cinta dalam hal kesetaraan gender. Menurutnya, hal itu justru tidak efektif.
Secara gamblang, pemisahan gerbong itu sudah dibenarkan, lantaran bisa mengurangi pelecehan hingga kejahatan lain yang bisa dilakukan oleh laki-laki.
Namun Cinta justru berpendapat bahwa hal itu justru membuat laki-laki tidak bisa menahan diri.
"Dengan kita membedakan gerbong perempuan dan laki-laki, kita tidak mengajarkan masyarakat tentang bagaimana menahan diri mereka, mempunyai cara berfikir yang baik dan benar. Jadi justru tidak menjadi solusi," tegas Cinta.
Menurut Cinta Laura definis feminisme ada berbagai macam, apalagi saat ini hidup yang terpolarisasi.
"Sekarang kita hidup dimasa ada polarisasi, ada yang berfikir feminisme itu sekelompok yang ingin mendominasi, yang misalnya percaya bahwa cewek-cewek ada bulu keteknya, cewek-cewek yang tidak mengikuti norma gender apapun di luar sana. Feminis harus menunjukan kekuatan mereka, tidak mau dibantu, argumentatif. Maka feminisme hanya memperjuangkan pendidikan yang setara, hak yang setara," ujar cinta.
Dalam podcast yang berdurasi 13 menit lebih ini, Mamat Alkatiri mengatakan bahwa kesetaraan gender tidak bisa untuk hukum adat.
Kesetaraan gender seharusnya tentang kesamaan peluang, bukan untuk mendominasi dan mendiskreditkan salah satu gender tertentu.
Kontributor: Kanita Auliyana Lestari
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara