Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 17 Februari 2023 | 09:16 WIB
Warga penghayat kepercayaan Pahoman Sejati menggelar ritual tahun baru Badrawarna di petilasan Ki Hajar Windusana, Dusun Windusabrang, Magelang, Jawa Tengah. (Suara.com/ Angga Haksoro Ardi).  

“Mereka ini (Pahoman Sejati) sangat menyatu dengan alam. Ada pohon besar ibaratnya disangkrahi (dirawat). Sekarang siapa yang mau merawat sumber alam secara sukarela. Kan beliau-beliau (penghayat kepercayaan). Tidak merusak alam.”

Soal jumlah mereka yang terus menyusut, penerus Pahoman Sejati, Kikis Wantoro memiliki jawaban yang menggelitik.

Menurut Kikis tidak ada keuntungan apapun bagi dirinya sebagai manusia jika berhasil menambah jumlah warga Pahoman Sejati.

Begitu juga tidak ada sedikitpun kerugian baginya sebagai manusia jika dianggap gagal mencegah ajaran Pahoman Sejati punah karena tidak lagi dianut oleh orang-orang.

Baca Juga: Seringkali Diabaikan, Berikut 3 Tips Mengurangi Munculnya Perut Buncit

“Tidak ada keuntungan dan kerugian apapun bagi saya. Tanggung jawab saya hanya menjalani hidup sesuai ajaran ini. Selebihnya bukan wewenang saya untuk menentukan,” kata Kikis.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More