SuaraJawaTengah.id - Kemiskinan di Jawa Tengah masih harus menjadi perhatian pemerintah daerah maupun dari pusat.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko. Menurutnya, tahun 2023 menjadi tahun terakhir program pembangunan yang memprioritaskan percepatan penanggulangan kemiskinan.
“Kemiskinan masih menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi Jateng, sehingga perlu upaya untuk mencapai target,” jelas politisi Partai Gerindra ini dikutip dari keterangan tertulis pada Minggu (14/5/2023).
Ia menambahkan, upaya percepatan penurunan angka kemiskinan ini tertuang dalam dokumen Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Pemprov Jateng. Tahun 2023 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2019-2023.
Pihaknya merinci, dokumen RKPD tahun 2023 menyebutkan, angka kemiskinan di Jateng pada tahun 2023 ditargetkan turun di angka 9,86 persen hingga 9,05 persen. Namun, data terakhir dari BPS Jateng menyebutkan, angka kemiskinan di Jateng masih 10,93 persen.
Dari data tersebut, masih ada 3.831.440 penduduk Jateng yang terjerat problem kemiskinan. Untuk menanggulangi hal tersebut, Pemprov Jateng diharapkan dapat fokus menggarap program pengentasan kemiskinan.
"Yang paling penting tentu akurasi data. Karena jika data tak valid atau tak update, upaya pengentasan kemiskinan tentu tak bisa maksimal," tegasnya.
Heri menambahkan dari tahun lalu, ia sudah selalu mengingatkan Pemprov Jateng agar mengedepankan validitas data supaya lebih terarah.
"Selalu saya ingatkan bahwa data adalah kunci. Jika data di nomor sekiankan tentu tidak bisa seperti yang kita harapkan bersama hasilnya," imbuhnya.
Baca Juga: Viral SPBU di Jateng Ini Selama 15 Menit Senyap Tanpa Aktivitas, Faktanya Bikin Merinding
Senada dengan Heri, Komisi E DPRD Provinsi Jateng juga menyoroti soal pentingnya validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Karena, data itu menjadi salah satu komponen untuk menyusun rencana pengentasan kemiskinan.
Demikian disampaikan Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng, Endriyaningsih, saat berdiskusi bersama jajaran Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri, baru-baru ini. Pada kesempatan itu, ia juga berharap, dengan validasi DTKS, tidak ada potensi selisih atau ada warga yang belum terdata.
“Update, kriteria, verifikasi, sampai validasi menjadi penting. Oleh karenanya kami ingin mendengar dari Kabupaten Wonogiri, muatan lokal seperti apa yang dilakukan terhadap DTKS. Data itu salah satu aset penting dan untuk mendapatkannya mahal tapi kalau datanya kacau jatuhnya lebih mahal lagi,” ungkap Endry, Wakil Rakyat dari Dapil Magelang dan Boyolali.
Endry menggambarkan, bagaimana penggunaan data untuk penentuan tindakan atas kemiskinan by name. Sehingga program yang ada, atau yang dicarikan bisa tetap sasaran.
“Kalau by name butuhnya jamban, ya dikasih jamban, butuhnya hanya jamban jangan kasih perbaikan RTLH (Rumah Tidak Layak Huni). Belum lagi kalau dicarikan CSR atau lembaga filantropi, jadi lebih akurat. Data ini penting untuk penentuan program pengentasan ke depan. Apalagi ini infonya Jateng juga akan membuat Data Terpadu Jateng, kita nantikan seperti apa,” ujarnya.
Senada dengan Endry, Anggota Komisi E DPRD Jateng, Ida Nurul Farida juga mengatakan pentingnya data yang valid dan berkelompok. Menurut dia pengelompokan atau rincian singkat dari jenis kemiskinan yang ada akan sangat mempermudah pemerintah untuk membuat program dan mempermudah masyarakat untuk membantu mengawasinya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota
-
Bukan Cuma Sepak Bola! Intip Keseruan dan Kekompakan Jurnalis Semarang di Tiba Tiba Badminton 2025
-
7 Jalur Trek Lari di Purwokerto, Syahdyu untuk Melepas Penat dan Menjaga Kebugaran