Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 08 Juni 2023 | 11:11 WIB
Ilustrasi stunting. Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan PDI Perjuangan menyatakan komitmen untuk menghilangkan kemiskinan ekstrem dan stunting pada 2024. (skalekar1992/Pixabay)

SuaraJawaTengah.id - Kasus stunting rupanya menjadi fokus PDI Perjuangan. Tidak itu saja, kemiskinan ekstem juga menjadi hal yang harus dituntaskan. 

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan PDI Perjuangan menyatakan komitmen untuk menghilangkan kemiskinan ekstrem dan stunting pada 2024 dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDI Perjuangan.

"Kami berusaha betul 2024 berkomitmen itu (angka kemiskinan ekstrem) zero persen, termasuk juga kemarin sudah kami sepakati stunting itu zero persen," kata Djarot dikutip dari ANTARA pada Kamis (8/6/2023). 

Djarot Saiful Hidayat mengatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta seluruh tiga pilar partai mendata secara konkret warga miskin sampai dengan tingkat desa.

Baca Juga: CEK FAKTA: Megawati Tunjuk Langsung Ahok Sebagai Cawapres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

"Kemarin, Pak Jokowi sudah menyampaikan dibangun jalan desa itu ada 311 ribu km untuk membangun konektivitas (keterhubungan), terutama di wilayah-wilayah di luar Jawa. Memang kemiskinan ekstrem menurut data BPS tadi dikatakan Bu Risma itu 1,7 persen,” kata Djarot.

Dalam kesempatan tersebut, politikus PDI Perjuangan (PDIP) Abdullah Azwar Anas mengatakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP pada hari kedua sudah membentuk sejumlah komisi untuk merumuskan rekomendasi dalam mengentaskan kemiskinan.

Meski demikian, lanjut Anas, rekomendasi tentunya mengakomodasi arahan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang meminta seluruh kader di tiga pilar partai untuk turun ke lapangan dalam menyelesaikan kemiskinan.

"Ibu Ketum menginstruksikan agar kita tak terjebak pada jargon-jargon, maka temanya langsung fakir miskin dan anak telantar dipelihara oleh negara," kata Anas.

Pria yang menjabat sebagai Menpan-RB itu juga menilai penanganan kemiskinan memerlukan integrasi dari pemerintah pusat, pemda, dan juga partai dalam hal ini PDI Perjuangan.

Baca Juga: Nama Puan Masuk Bursa Cawapres Anies Baswedan, Elite PDIP: Monggo Tak Kami Halangi

Oleh karena itu, lanjut Anas, seluruh DPD PDIP se-Indonesia dan kekuatan partai dikumpulkan Megawati untuk bertindak dan bekerja secara nyata, baik di eksekutif maupun legislatif.

Mantan Bupati Banyuwangi itu juga menyampaikan dalam Rakernas PDIP ini, dimunculkan lima kepala daerah yang dianggap berhasil dalam memecahkan isu tersebut.

"Kami lihat bukan soal bantuannya, tetapi bagaimana pemberdayaan masyarakat miskin sampai kemudian ada masyarakat miskin yang naik kelas dengan graduasi yang dilakukan oleh kader-kader PDI Perjuangan. Maka dari itu, instruksi Ibu Ketum agar seluruh kader PDI Perjuangan melakukan jemput bola," kata Anas.

Anas melanjutkan berdasarkan riset Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan ekstrem angkanya mencapai 1,74 persen pada 2022.

Dia menerangkan Presiden Jokowi menargetkan pada 2024 mendatang angka kemiskinan menjadi 7,2 persen. Sekarang angka kemiskinan 9,57 persen.

"Artinya kalau business as usual, ini tidak akan tercapai dengan cepat. Maka, instruksi Ibu Ketum agar seluruh kader partai ikut bahu membahu bergotong royong untuk mencapai agar kemiskinan ekstrem menjadi 0 dari kemiskinan kita, sesuai arahan presiden itu kan targetnya 7,2 persen," kata dia.

Dalam rakernas, lanjut Anas, para peserta sepakat perlu adanya transformasi digital terkait data kemiskinan. Selanjutnya, melakukan tata kelola program kemiskinan.

Hal ini tengah disusun oleh Tim Komisi Rekomendasi untuk visi-misi bakal calon presiden Ganjar Pranowo terkait penanganan kemiskinan.

"Secara ideologi ini memang menjadi kekuatan yang luar biasa bagi partai karena kami lihat bagaimana ideologi marhaenisme dari Bung Karno, salah satunya bagaimana kemiskinan jadi prioritas partai," kata Anas.

Stunting di Provinsi Jateng

Sebagai informasi, angka stunting Jateng pada 2022 secara menyeluruh turun 0,1 persen dari 2021 menjadi 20,8 persen. Namun di 20 kabupaten/kota mengalami kenaikan kasus stunting. Menurut hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting Jateng masih di bawah stunting nasional sebesar 21,6 persen.

Disebutkan kasus stunting tertinggi Jateng terjadi di Brebes dengan presentase 29,1 persen. Sementara ada beberapa daerah yang mengalami kenaikan angka stunting. Mulai dari Temanggung 28,9 persen, Magelang 28,2 persen, Purbalingga 26,8 persen. Lalu Blora 25,8 persen, Sragen 24,3 persen, Rembang 24,3 persen, Pekalongan 23,5 persen, Batang 23,5 persen, Kota Pekalongan 23,1 persen, dan Pati 23 persen.

Survei SSGI menunjukkan kenaikan stunting cukup tinggi di Kabupaten Grobogan. Dari semula 2021 di angka 9,6 persen menjadi 19,3 persen pada 2022 lalu. Sedangkan beberapa daerah yang mengalami penurunan antara lain Kota Semarang dari 21,3 persen menjadi 10,4 persen, Demak dari 25,5 persen menjadi 16,2 persen, Jepara dari 25 persen menjadi 18,2 persen, Tegal dari 23,9 menjadi 16,8 persen.

Upaya pencegahan lain, calon pengantin diharapkan bisa melakukan pemeriksaan kesehatan di faskes yang tersedia. Hal ini untuk memudahkan pemerintah kabupaten/kota dalam pemetaan ibu hamil.

Load More