SuaraJawaTengah.id - Banjir rob bukan bencana baru di pesisir utara Kota Semarang. Naiknya air laut ke kawasan pemukiman disana bahkan tidak mengenal musim kemarau maupun penghujan.
Dibawah teriknya matahari siang itu, seorang pelajar Ifan Maulana terpaksa mencopot dan menenteng sepatu ketika melintasi jalan yang digenangi banjir rob di wilayah RW 16 Tambakrejo, Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara.
Saat kami tidak sengaja bertemu, saya tidak melihat raut kesedihan dalam diri seorang remaja yang akrab disapa Ifan tersebut. Ifan seolah telah berdamai dan menerima suratan takdir tersebut.
"Setiap berangkat dan pulang sekolah, saya menitipkan motor di RT sebelah. Kalau terobos sampai rumah, takut motor saya rusak," kata Ifan saat diwawancari SuaraJawaTengah.id, Jumat (9/6).
Menurut Ifan, anak-anak sekolah di wilayah RW 16 yang tidak punya kendaraan pribadi ketika banjir rob. Mereka diantar jemput menggunakan roda tiga oleh aparat desa setempat.
"Saya tidak mau berharap banyak, hanya satu. Tolong jalan-jalan di kampung saya ditinggikan," tutur Ifan penuh harap.
Tidak ada kata lain selain pasrah yang keluar dari mulut Amron. Lelaki paruh baya itu selama 27 tahun tinggal di wilayah RW 16 sudah tiga kali meninggikan rumahnya.
Upaya tersebut Amron lakukan tak lain demi bertahan hidup serta menyelamatkan barang-barang berharga dari banjir rob yang sewaktu-waktu datang kapan saja.
"Sekarang ini banjir rob udah empat hari, wilayah RW 16 digenangi air rob. Cukup tinggi sampai 30 centimeter," ungkap Amron, Sabtu (24/6).
Baca Juga: Bench Baru, Panser Biru Pertanyakan Kenapa tanpa Logo PSIS Semarang, Ini Jawaban Yoyok Sukawi
Amron juga tidak segan menyoroti Undang-undang yang menyatakan kalau banjir rob tidak termasuk bencana alam. Hal itulah yang jadi penyebab masyarakat Tambaklorok tidak pernah mendapat bantuan. Walaupun saban tahun mereka diterjang banjir rob.
Berita Terkait
-
Ketika Mobil Listrik Wuling Air EV Terabas Banjir, Berjalan Santai Tanpa Halangan
-
Berita Kemarin: Banjir Kepung Permukiman Warga, JLF Sepi Pengunjung Imbas Ekonomi Lesu
-
Ancam Tempeleng Wartawan di Semarang, Kapolri Sebut Bukan Ajudannya
-
Polri Akan Usut Kasus Ajudan Kapolri Ancam Tempeleng Jurnalis di Semarang
-
Tornado Dahsyat Landa AS: 7 Tewas, 55 Juta Terancam! Banjir Bandang Mengintai
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
-
IHSG Hari Ini Anjlok Parah, Prabowo Mengaku Tidak Takut Hingga Singgung Judi
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
-
IHSG Bergejolak, Prabowo Sesumbar: Saya Tidak Takut dengan Pasar Modal
Terkini
-
Pemprov Jateng Siap Gelontor Bantuan Keuangan Desa Sebanyak Rp1,2 Triliun
-
Semen Gresik dan Pemkab Blora Teken Kerjasama Pengelolaan Sampah Kota Melalui Teknologi RDF
-
10 Tips Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadan
-
7 Pabrik Gula Tua di Jawa Tengah: Ada yang Jadi Museum hingga Wisata Instagramable
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025