SuaraJawaTengah.id - Menu andalan warung burjo dan warmindo tak lain adalah bubur kacang hijau. Seiring berjalannya waktu, mencari bubur kacang hijau di warung tersebut kini nggak mudah. Banyak penjual yang berasal dari daerah Kuningan, Jawa Barat itu beralih menjual menu lain.
Saya sendiri pernah punya pengalaman mengunjungi sebuah warung burjo di tengah Kota Semarang. Tapi saat saya hendak memesan bubur kacang ijo, penjual disana malah mengatakan tidak menyediakan menu tersebut.
Karena penasaran tentang eksistensi bubur kacang hijau di warung-warung burjo maupun warmindo. Saya pun berpetualang mencari menu favorit untuk sarapan di sekitar Kecamatan Ngaliyan.
Warung burjo yang pertama saya tuju yaitu "Burjo Putra Cidahu", dari namanya saja saya yakin penjual warung itu berasal dari Kuningan. Burjo bercorak nama sunda itu terletak persis di depan Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.
Kemudian saya memasuki warung itu, lalu menyapa seorang perempuan kisaran usia empat puluhan tahun. Tanpa basa-basi, saya langsung memesan bubur kacang hijau.
Namun, perempuan bernama Yanti itu rupanya nampak terkejut. Sebab di warungnya sudah empat tahun terakhir tidak menjual menu bubur kacang hijau.
"Udah nggak jual (bubur kacang hijau) lagi mas. Udah lama, sekarang fokus jualan nasi ramesan," ucap Yanti pada Suara.com, Jumat (27/10).
Walau pun nama warungnya masih ada embel-embel kata "burjo". Yang artinya menyediakan menu bubur kacang hijau. Tapi tidak menyediakan menu tersebut, akhirnya saya hanya memesan kopi sembari mengajak sih ibunya berbincang-bincang.
Diakui Yanti, sejak pertama kali buka warung burjo tahun 2010 silam. Menu andalan yang ia jual adalah bubur kacang hijau dan aneka indomie. Tapi karena ada mahasiswa yang meminta ia jualan nasi, burjo di warungnya mulai tergantikan.
Baca Juga: Selain Ambil Uang untuk ke Warmindo, Pelaku Mutilasi di Sleman juga Jual Hp Korban
"Awalnya nyoba-nyoba ditambahin menu nasi. Ternyata yang ramai malah nasinya," imbuhnya.
Tak mau merugi, Yanti bersama suaminya memutuskan tidak lagi menjual menu bubur kacang hijau. Dia sekarang beralih fokus menjual menu makanan berupa nasi rames, nasi telur, nasi ayam, nasi sayur dan lainnya.
"Bisa dikatakan udah sepi peminat, mahasiswa lebih memilih menu nasi ketimbang bubur kacang hijau. Menu indomie masih tetap kita pertahankan," bebernya.
Sejarah Burjo Bagi Orang Kuningan
Dari berbagai sumber, orang Kuningan sudah menjajakan bubur kacang hijau konon dari tahun 1943 sebelum kemerdekaan. Pelopor usaha ini bernama Rulah Salim yang dulu menjual bubur kacang hijau di Yogyakarta dengan cara dipanggul.
Lambat laut, Rulah Salim membuka membuka lapak hingga akhirnya banyak warga Kuningan yang kemudian ekspansi menjadi pedagang bubur kacang hijau di daerah Jakarta, Semarang, Solo dan masih banyak yang lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara