SuaraJawaTengah.id - Viralnya video yel-yel 'Solo Bukan Gibran' hingga spanduk yang bertebaran di Kota Solo dinilai sebagai kekhawatiran basis masa PDI Perjuangan.
Menurut Pakar Psikologi Politik Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Moh Abdul Hakim, munculnya yel-yel dan spanduk 'Solo Bukan Gibran' di tengah pendukung Ganjar-Mahfud MD sebagai reaksi dan antisipasi.
Terlebih kata dia, hasil survei akhir-akhir ini, elektabilitas Ganjar di Jawa Tengah kian tipis. Hal tersebut terlihat dari survei CSIS periode 13-18 Desember 2023. Di mana tingkat elektabilitas capres-cawapres di Jateng-DIY untuk Anies-Muhaimin 13%, Prabowo-Gibran 36,5% dan Ganjar-Mahfud MD 43,5%.
Sementara selisih suara Prabowo-Gibran dengan Ganjar hanya terpaut 7% saja.
"Saya melihat ada kekhawatiran juga. Jateng dan Solo Raya kadangnya banteng. Kalau sampai suaranya didominasi Prabowo ini jadi hal buruk. Tak hanya untuk Ganjar-Mahfud, tetapi untuk PDIP khususnya. Itu warning," ungkap dia, Kamis (28/12/2023).
Hakim menerangkan, sebab penurunan suara Ganjar-Mahfud di wilayah Jateng karena beberapa hal. Di antaranya karena dampak penyerangan kepada keluarga dan Jokowi. Pasalnya hubungan Jokowi dengan masanya bukan hubungan idiologis, tetapi emosional sehingga tak menurunkan kredibilitas tapi justu menimbulkan simpati.
Selain itu karena posisi Ganjar yang susah, sehingga tak lagi punya efek elektoral yang kuat.
"Serba susah. Mau mengusung perubahan sudah ada Anies, mau melanjutkan (program Jokowi) sudah ada Prabowo," jelasnya.
Bahkan dia menilai, goyahnya kandang banteng di Jateng karena kuatnya sosok Jokowi di tengah-tengah masyarakat. Sehingga kondisi Ganjar akan tidak diuntungkan jika Jokowi benar-benar mendukung sepenuhnya pasangan Prabowo-Gibran.
Baca Juga: Bikin Ketagihan Mahfud MD, Ini Cara Membuat Bubur Kampiun Khas Bukittinggi
"Saya mendengar informasi (Jokowi) masih menginjak rem. Kalau lebih clear dukungannya, Ganjar akan kehilangan suara banyak di Jateng. Saya pikir hulu pertarungan di sana. Akan menunjukkan PDIP tanpa Jokowi seberapa," jelas dia.
Terpisah, Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran di Solo, Agus Riyanto menuturkan, pihaknya tidak terprovokasi dengan yel-yel dan spanduk yang bertebaran. Pihaknya menilai munculnya yel-yel 'Solo Bukan Gibran' sebagai bentuk kepanikan kubu lawan.
"Bagian dari kepanikan. Tetapi juga warning bagi kawan-kawan yang mendukung Gibran harus berani muncul," tuturnya.
Justru kata Agus, munculnya yel-yel membuat lecutan bagi relawan Gibran di Solo Raya. Bahkan sehari setelah itu, 1.000 relawan dan simpatisan konsolidasi dengan tema 'Solo adalah Gibran. Gibran untuk Indonesia'.
"Kita kampanye yang baik saja. Door to to door, kalem, tidak memprovokasi. Kerja-kerja elektoral tetap jalan," paparnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota
-
Bukan Cuma Sepak Bola! Intip Keseruan dan Kekompakan Jurnalis Semarang di Tiba Tiba Badminton 2025
-
7 Jalur Trek Lari di Purwokerto, Syahdyu untuk Melepas Penat dan Menjaga Kebugaran