SuaraJawaTengah.id - Marcel Radhival alias Pesulap Merah baru-baru ini mendatangi Kota Semarang. Di Kota Lunpia tersebut dirinya melakukan jelajah malam guna melawan mitos yang beredar di 'Omah Buto Ijo'.
Perlu diketahui omah buto ijo adalah bangunan tua terbengkalai di kawasan Kota Lama. Konon, mitos yang beredar disana kalau ada orang yang berani menyentuh akar pohon akan diganggu makhluk halus.
Kebetulan malam itu Kamis (29/12/23), Marcel berkesempatan mengikuti acara X Tour yang diprakarsai Komunitas Semarang Angker (Semarangker). Marcel bersama belasan peserta lainnya memulai petualangan malam sekitar pukul 22.00 WIB.
Pria yang sering membongkar rahasia perdukunan ini menjelajah dua tempat yang dianggap angker yakni bangunan belanda 1866 dan omah buto ijo.
Sebetulnya Marcel tidak merencanakan mengikuti acara X Tour. Kebetulan saat dirinya ada jadwal show di Kota Semarang, dia dikasih tau seseorang soal kegiatan X Tour yang sering diadakan Semarangker.
"Acara seperti ini bagus untuk mengedukasi masyarakat bahwa tempat horor itu sebenarnya nggak gimana-gimana. Tempat horor adalah tempat terbengkalai doang bukan menyeramkan atau malah mengganggu kita," ucap Marcel pada Suara.com selesai mengikuti acara jelalah malam X Tour.
Setelah satu jam lebih menjelajahi dan melihat bangunan-bangunan yang dianggap angker tersebut. Marcel tidak melihat makhluk halus apapun. Bahkan dia sampai berani melanggar pantangan dengan memegang sebuah akar di omah buto ijo.
"Yang bilang tempat ini angker atau ada mitos-mitos nggak boleh gini gitu ternyata setelah kita dipraktekkan tidak terjadi apa-apa," imbuhnya.
Dilanjutkan Marcel, seseorang yang merasa melihat makhluk ghaib itu karena berasal dari imajinasinya sendiri. Apalagi kalau orang itu sering nonton film-film horor. Maka itu sangat berpengaruh terhadap imajinasinya.
Baca Juga: Cuaca di Semarang: Berpotensi Diguyur Hujan Pada Rabu 27 Desember 2023
"Kayak tadi pas di tempat terakhir kan digelapin semua. Halunisasi yang saya lihat orang-orang yang ikut tour berubah jadi jubah hitam semua," ucap Marcel.
"Cuma kalau saya analisis, kita lihat lagi lebih deket yaitu bentuk orang. Karena gelapnya situasi dan memang memancing halusinasi ya berubahnya jadi kaya gak kelihatan jelas bentuk orangnya dan lebih kelihatnya kaya jubah hitam," tambahnya.
Menurut Marcel acara-acara seperti ini perlu mendapat dukungan. Jangan sampai masyarakat dibodohi dengan tayangan berkedok mistis. Lalu masyarakat jadi takut dan melabeli tempat tersebut angker.
Memecah suatu mitos bukan pertama kali dilakukan Marcel. Sebelumnya dia pernah memecahkan mitos kalau di gunung tidak boleh memakan ikan asin lantaran akan mengundang makhlus halus. Setelah ditelisik ternyata hal itu tidak benar.
"Secara logika kenapa larangan itu dibuat agar tidak mengundang babi hutan saja," ungkapnya.
Masih Konsisten
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota
-
Bukan Cuma Sepak Bola! Intip Keseruan dan Kekompakan Jurnalis Semarang di Tiba Tiba Badminton 2025