SuaraJawaTengah.id - Sejak hari Kamis (8/2/2024) beberapa daerah di Kabupaten Demak dilanda bencana banjir. Luapan air sungai dan tanggul jebol disinyalir jadi penyebab utamanya.
Berdasarkan laporan tertulis yang diterima Suara.com, banjir di beberapa wilayah di Kabupaten Demak memang sudah ada yang surut. Tapi ada sebagian wilayah yang genangan airnya masih cukup tinggi.
Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Demak mencatat hingga Senin (12/2/24) pagi. Terdapat 10 tanggul sungai yang jebol, akibatnya 7 kecamatan dan 39 desa terdampak.
"Hujan yang lebat mengguyur wilayah Kabupaten Demak pada tanggal 5 Februari 2024 dan intensitas hujan yang tinggi di daerah hulu mengakibatkan tanggul jebol di beberapa titik," kata Kepala BPDB Demak, M Agus Nugroho melalui keterangan tertulisnya.
Akibat bencana banjir tersebut, sebanyak 20.772 orang harus mengungsi. Para pengungsi tersebar di 27 titik seperti sekolahan, kantor balai desa dan sejumlah tempat fasilitas umum lainnya.
Dikonfirmasi terpisah, Pakar Tata Ruang dan Lingkungan, Mila Karmila tak setuju jika menyalahkan curah hujan yang menjadi penyebab utama bencana banjir di Kota Wali tersebut.
Menurut Milla, kurang optimalnya daerah hulu yang seharusnya jadi resapan air harus diperhatikan. Alih fungsi lahan di wilayah hulu untuk aktivitas industri maupun property harus dikurangi.
"Berkurangnya daerah tangkapan air di wilayah hulu membuat pergerakkan air dari atas ke bawah semakin besar," ucap Mila dihubungi melalui saluran telpon, Senin (12/2/24).
Dia juga menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan tidak tegas menerapkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Sebab rencana dan implementasi di lapangan sering kali tidak sesuai.
Baca Juga: Bencana Banjir Melanda Kabupaten Demak dan Kudus, Akses Jalan Terputus
Dengan terjadinya bencana banjir ini, Mila meminta pemerintah baik daerah hingga provinsi untuk memperketat aturan tata ruang dan membatasi alih fungsi lahan di daerah hulu.
"Penangan banjir di Kabupaten Demak harus holistik dengan memperhatikan antara daerah hulu dan hilirnya," imbuh Mila.
Permasalahan banjir di Kabupaten Demak bukan barang baru. Selama bertahun-tahun wilayah yang berada di kawasan pesisir utara tersebut belum sepenuhnya terbebas dari permasalahan banjir rob.
Jika pemerintah setempat tidak sensitif terhadap permasalahan tersebut. Prediksi Kabupaten Demak akan tenggelam pada tahun 2050 bisa saja terjadi. Apalagi penurunan muka tanah disana setiap tahun mencapai 14 centimeter.
Untuk itu, Mila berharap tidak ada pembangunan-pembangunan di kawasan pesisir Demak yang memberatkan serta memperburuk kondisi lingkungan disana.
"Prediksi (Demak) tenggelam bisa melesat, asal tidak ada pembangunan maupun pengambilan air tanah secara masif di wilayah pesisir," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara