SuaraJawaTengah.id - Ratusan warga Desa Gumelem, Kecamatan Susukan, Banjarnegara menggelar tradisi sadran gede untuk menyambut bulan Ramadan, Kamis, (7/3/2024).
Para warga tampak antusias mengikuti tradisi yang sudah berlangsung selama ratusan tahun ini.
Dengan pakaian adatnya, para warga baik laki-laki maupun perempuan sudah berkumpul di Masjid Ki Ageng Chasan Besari sejak pagi.
Tak hanya itu, masing-masing warga juga sudah menyiapkan tenong atau tumpeng berisi nasi dan lauk pauk. Kemudian, para warga dan tokoh berjalan beriringan menuju makam Ki Ageng Girilangan.
Lokasi makam yang berada di atas bukit menjadi salah satu perjuangan bagi warga. Tak hanya rasa lelah menapaki jalan yang menanjak, namun juga beban berat karena sambil membawa tumpeng.
Rasa lelah terbayar ketika sudah sampai di tujuan. Para warga bertukar tenong lalu makan bersama-sama.
Meski berbeda, namun isi tenong hampir sama yaitu terdiri dari nasi, sayur, dan lauk pauk.
Sebelum acara makan bersama, warga juga melakukan doa atau ziarah dan bersih bersih kubur.
Kepala Desa Gumelem Kulon, Arief Machbub atau Gus Abud menjelaskan, kegiatan ini dilakukan sebagai rasa syukur sekaligus sebagai bentuk pemulihan pasca pemilu.
Baca Juga: Doa Menyambut Bulan Ramadan 1445 Hijriah Serta Persiapan Menuju Bulan Penuh Berkah
"Sebagai rasa syukur dan bentuk pemulihan kembali setelah pemilu. Karena pilihan massyarakat pasti berbeda beda, nah ini dijadikan ajang sebagai pemulihan (rukun) dan menyambut bulan Ramadhan,"jelas dia kepada Suarajawatengah.id, Kamis (7/3/2024).
Ia mengatakan, kegiatan yang biasanya dilakukan pada pekan terakhir sebelum Ramadhan ini juga menganut prinsip among rasa, among raga dan among budaya.
Sebelum acara puncak yang dilakukan hari ini, lanjutnya, ada rangkaian kegiatan semalam. "Semalam sebelum acara hari ini juga diadakan kegiatan Haul Ki Ageng Chasan Besari. Ada sholawatan, tahlil massal dan uraian hikmah. Kemudian acara ditutup dengan slawatan kuno,"paparnya.
Kyai Ageng Chasan Besari merupakan tokoh yang sangat berperan di Desa Gumelem pada zaman dahulu. Ki Ageng Chasan Besari memiliki nama lain Ki Ageng Gumelem Udhakusuma.
"Beliau adalah ulama atau demang utama. Namanya juga diabadikan menjadi nama Masjid kuno,"sebut Gus Abud.
Desa Gumelem sebelumnya terbagi menjadi Gumelem Lor dan Gumelem Kidul. "Kemudian diganti oleh beliau menjadi Gumelem Wetan dan Gumelem Kulon. Beliau tokoh agama yang semangat sekali berdakwah di Pedukuhan Karang Tiris dulu, beliau berasal dari Mataram,"tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota