SuaraJawaTengah.id - Kisah Masyarakat Desa Kaliputih, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah yang rukun meski berbeda agama.
Tenang dan damai, menjadi kata yang cocok untuk desa yang masih sangat asri ini. Kaliputih terdiri dari 4 dusun yaitu Kaliputih, Jlegong, Diwek dan Banjaran.
Penduduk Desa Kaliputih diketahui memiliki tiga kepercayaan berbeda beda yaitu Islam, Nasrani, dan Budha.
“Assalamualaikum, eh maaf, permisi. Leres niki daleme pak Isrodin nggih? (Apakah betul ini rumahnya pak Isrodin ya ?),” ucap saya ketika berkunjung tokoh agama Budha pada Senin (18/3/2024).
“Waalaikumsalam, mboten nopo - nopo, nggih leres monggo pinarak, (tidak apa -apa, iya betul silahkan masuk)” jawab Isrodin didampingi istri mempersilahkan saya masuk.
Rumah Isrodin saling berdekatan dengan Vihara dan rumah warga lainnya. Ketika masuk, tampak foto keluarga dan berbagai kegiatan keagamaan terpajang di dinding.
“Duh, ngapunten niki dados kapiran nggih (Duh, maaf ya ini jadi tidak disuguhi minuman),” kata istri Isrodin merasa tidak enak karena paham jika saya sedang berpuasa.
Sebagai pemeluk agama yang minoritas di desanya, keluarga Isrodin tampak sangat toleransi dan tidak pernah mengalami konflik.
“Tidak pernah (konflik). Saling memahami, disini sama sekali tidak masalah soal agama. Agama hanya soal pakaian. Perihal bermasyarakat tetep guyup (rukun),” ungkap Isrodin.
Baca Juga: Tua Tua Keladi, Guru Ngaji di Wonosobo Cabuli Anak Tetangga yang Masih Dibawah Umur
Ia juga mengaku tak masalah ataupun merasa terganggu dengan kegiatan selama bulan Ramadhan seperti tarawih dan tadarus menggunakan speaker saat malam hari.
“Bahkan, kalau hari raya Idul Fitri itu kami ikut ke Masjid menemui Pak Aminudin. Kemudian ikut umat muslim melakukan acara halal bi halal sama semua warga masyarakat. Umat nasrani pun juga begitu, semua,” tuturnya.
Ia sekeluarga tak pernah terusik atau diusik selama tinggal di Desa Kaliputih. Sebelumnya, Isrodin hanya menganut kepercayaan sampai akhirnya memeluk agama Budha.
“Sekitar tahun 1985, kami hanya menganut kepercayaan. Tapi kemudian mengalami masalah ketika akan menikah karens kolom agama pada KTP kami kosong. Kemudian suatu ketika ada umat Budha dari Wonosobo datang dan memberitahu agama Budha. Setelah dipelajari, ternyata ajaran dan segala bacaan kami sama. Sejak saat itu kami putuskan beragama Budha,” paparnya.
Kemudian pada tahun 2010, Vihara Budhi Surya yang berada dekat dengan rumah Isrodin didirikan.
Adzan ashar berkumandang. Saya putuskan pamit dengan keluarga Isrodin lalu menuju ke Masjid untuk sholat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Tahun Pertama Pimpin Jateng, Rapor Kinerja Ahmad Luthfi Diapresiasi Budayawan
-
Fortuner 2024 vs Pajero 2024? Ini 7 Perbandingan Kedua Mobil Tersebut
-
BRI Diapresiasi atas Peran Strategis dalam Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan
-
Dari Reruntuhan Menuju Harapan, Kementerian PU Bangun Kembali Ponpes Darul Mukhlisin Pascabanjir
-
10 Wisata Jepara Terpopuler yang Wajib Kamu Kunjungi Saat Libur Akhir Tahun 2025