Budi Arista Romadhoni
Selasa, 19 Maret 2024 | 15:07 WIB
Masjid Al-Hikmah adalah salah satu tempat ibadah umat muslim di Desa Kaliputih. (Suara.com / Citra Ningsih)

Jarak Masjid dengan Vihara tidak jauh. Vihara berada di dalam gang, sementara Masjid berada di tepi jalan. 

Usai sholat, saya menemui tokoh agama dari agama Islam yang rumahnya berada di samping Masjid Al Hikmah. 

“Kami disini saling menghormati. Bahkan, saya sering diundang jadi pembicara di gereja. Pak Paulus sama Pak Isrodin juga sering berkunjung, saling berkunjung,” kata Aminudin, tokoh sekaligus pengajar di Masjid. 

Aminudin kerap diminta untuk mengisi di acara agama lain yang ada di Desanya, meski berbeda keyakinan. 

“Malah saya sering diminta ngisi ceramah disana. Ngisinya tentang kesatuan. Intinya hidup bermasyarakat bersama sama tapi ibadahnya sendiri sendiri begitu,” terangnya. 

Kepala Desa Kaliputih, Parminto juga mengungkapkan hal yang sama. Perbedaan keyakinan tidak menjadi masalah dalam bermasyarakat. 

“Suasana kerukunan diantara beberapa umat saling menghormati, kebersamaan, gotong royong dan jiwa sosialnya tinggi. Warga saling membantu dalam kegiatan kepentingan di agama masing masing. Misal ada perayaan salah satu agama, maka umat lain turut menjaga,” jelas Parminto. 

Berdasarkan jumlah, mayoritas penduduk Desa Kaliputih adalah muslim. 

“Mayoritas muslim, kemudian Nasrani, lalu Budha. Prosentasenya 60%, 30%, dan 10%. Makanya disini kalau Masjid itu ada beberapa, kalau Vihara ada satu kemudian gereja ada dua,” jelasnya. 

Baca Juga: Tua Tua Keladi, Guru Ngaji di Wonosobo Cabuli Anak Tetangga yang Masih Dibawah Umur

Dalam keseharian, penduduk desa penghasil buah durian ini tidak pernah membedakan antara muslim dengan non muslim.

Kontributor : Citra Ningsih

Load More