Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 20 Maret 2024 | 04:21 WIB
Pemandangan banjir yang menggenangi Desa Cangkring Rembang, Karanganyar, Demak. Selasa (19/3/24). [Suara.com/Ikhsan]

SuaraJawaTengah.id - Wajah Asrofah tertunduk lesu, matanya berkaca-kaca saat hendak menceritakan peristiwa banjir yang kembali melanda Desa Cangkring Rembang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.

Sudah tiga hari pemukiman Cangkring Rembang direndam banjir. Musibah itu bukan pertama kali melanda wilayah tersebut.

Sebelumnya pada bulan Februari kemarin, Karanganyar salah satu kecamatan yang turut terdampak banjir yang disebabkan oleh intensitas hujan dan beberapa tanggul sungai jebol.

Sebagai Kepala Desa Cangkring Rembang, Asrofah tau persis perasaan warganya setelah dalam kurun waktu satu bulanan. Karanganyar kembali dilanda banjir.

Baca Juga: Kurangi Intensitas Hujan, Rekayasa Cuaca TMC di Semarang Mulai Dilakukan

"Seluruh warga saya terdampak mulai dari lansia, anak-anak, remaja dan ibu-ibu. Totalnya ada 300an orang," ucap Asrofah saat ditemui di dapur umum, Selasa (19/3/24) sore.

Untuk merespon bencana banjir tersebut, pihaknya telah menyediakan enam tempat pengungsian dan dapur umum. Semuanya dicover menggunakan anggaran APBDes.

Sementara ini kebutuhan prioritas di tempat pengungsiannya yakni makanan. Untuk akses kesehatan dan lain-lainnya sudah terjamin.

"Dapur umum sekali masak menyediakan makan sebanyak 2.500 porsi. Setiap hari kita masak dua kali untuk sahur dan buka," ungkapnya.

Asrofah benar-benar sangat terpukul dan syok ketika bencana banjir melanda desanya. Terlebih warganya mayoritas berprofesi sebagai petani dipastikan gagal panen gegara banjir.

Baca Juga: Tinjau Banjir di Grobogan, Pj Gubernur Jateng Serahkan Bantuan Senilai Rp293 Juta Lebih

"(Bencana) banjir fase pertama kemarin bikin kami syok. Kami sebelumnya sudah punya angan-angan untuk nabung lebih banyak. Tapi semua itu pupus karena banjir," jelasnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan ada 700 lahan pertanian yang berdiri di Desa Cangkring Rembang. Sampai detik ini, dia masih belum percaya desanya di landa banjir dalam waktu sangat dekat.

Meski demikian, Asrofah mengaku tetap bersyukur semua warga dalam keadaan selamat yang bencana banjir melanda desanya untuk kedua kalinya.

"Di fase banjir kedua ini kalau kata orang jawa, walaupun ada bencana tetap alhamdulillah. Warga kami sudah siaga dan waspada dari pengalaman pertama," tandasnya.

Kontributor : Ikhsan

Load More