SuaraJawaTengah.id - Tradisi Semaan Al Quran di Masjid Agung Semarang masih diminati masyarakat luar kota. Hampir setiap hari selama bulan ramadan puluhan bahkan sampai ratusan orang datang memenuhi serabi masjid.
Sekretaris Takmir Masjid Agung Semarang, Muhaimin membeberkan sejak dulu kawasan Kauman terkenal sebagai sentra pengajar Al-Quran. Banyak guru-guru agama yang dilahirkan disana.
"Salah satu syarat menjadi imam masjid disini ya harus hafal Al-Quran," kata Muhaimin pada Suara.com, Sabtu (23/3/2024).
Singkat cerita, ada seorang tokoh agama dari Kudus bernama Abdullah Umar Alhafidz yang menikah dengan orang Kauman. Lalu dia menetap dan bangun pondok pesantren di Kauman.
Baca Juga: Ini Jadwal Azan Magrib Kota Semarang dan Sekitarnya pada 21 Maret 2024
"Beliau juga mengasuh beberapa pengajian salah satunya semaan atau tafsir Al-Quran. Jadi caranya itu beliau membaca, lalu pada ayat-ayat tertentu beliau menerangkan makna, fadilah hingga khasiat-khasiatnya ayat Al-Quran tersebut," ungkapnya.
Abdullah Umar Alhafidz memulai tradisi tersebut sekitar tahun 1960an. Kemudian tradisi ini terus dilanjutkan dan dipertahankan sampai sekarang.
"Setelah Abdullah Umar meninggal dunia, yang memimpin Semaan Al-Quran berikutnya adalah Ahmad Naqib Noor Alhafidz," ucapnya.
Karena pembawaan Ahmad Naqib Noor Alhafid yang interaktif dan sering disisipi humor. Jemaah yang mengikuti Semaan Al-Quran semakin banyak. Nggak sedikit juga para jemaah luar kota seperti Demak, Kudus, Jepara, Kendal dan Jawa Timur.
"Puncaknya itu sekitar tahun 2015-2019 jemaah yang tidak kurang dari 3.000 orang. Misal kita bagi-bagi kurma sebanyak 3.000 bungkus itu habis," paparnya.
"Banyak orang-orang luar kota berminggu-minggu nginap di tempat penginapan terdekat hanya untuk ngaji," tambahnya.
Selepas Ahmad Naqib Noor Alhafid meninggal dunia pada tahun 2020. Tradisi Semaan Al-Quran sempat vakum. Lalu dimulai kembali dengan menggunakan beberapa tokoh agama.
Namun pada tahun 2023 kemarin, pengurus Masjid Agung Semarang telah bermusyarawah untuk menggunakan satu kiai saja yang memimpin tradisi Semaan Al-Quran.
"Para jemaah yang datang ke sini udah niat dan meluangkan waktu. Misalnya 11 bulan untuk kerja. Satu bulannya selama ramadan full untuk ngaji," imbuhnya.
Sedari dulu tradisi Semaan Al-Quran dimulai sehabis salat dzuhur sampai waktu ashar. Sampai sekarang masih banyak orang luar kota khususnya dari Demak mengikuti tradisi tersebut.
"Kita pernah mengadakan semaan jam 10 pagi ternyata sedikit yang datang. Terus pernah ngaji hadis sore hari juga sedikit yang datang. Jadi pasnya itu memang sehabis dzuhur," pungkasnya.
Kontributor : Ikhsan
Berita Terkait
-
Pinjam Kantor Polisi, KPK Periksa Ketua DPRD Semarang Terkait Kasus Korupsi Walkot Ita
-
Periksa Anggota DPRD Kota Semarang, KPK Cecar Soal Pengaturan Lelang di Pemkot
-
Amankan Puluhan Pelajar, Polisi Panggil Ortu untuk Tanyakan Apa Alasan Siswa SMK Ikut Aksi di Depan DPRD Kota Semarang
-
Mengintip Isi Garasi Calon Wali Kota Semarang Yoyok Sukawi, Ada Mobil Listrik hingga Minibus Dibawah Rp100 Juta
-
Mahasiswa Dorong Gerbang Balai Kota Semarang hingga Roboh, Tuntut Jokowi Mundur!
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs
-
Pengamat Nilai Program Pendidikan Gratis dan Rp300 Juta per RW dari Yoyok-Joss Realistis
-
Perebutan Suara NU: Luthfi-Yasin vs Andika-Hendi, Siapa Lebih Unggul?
-
Wapres Gibran Tinjau Program Makan Bergizi di SMKN 7 Semarang, Siswa Sambut Antusias