Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 01 April 2024 | 16:27 WIB
 Masjid Jawarihul Akbar yang dialiri air hangat untuk wudhu dan berendam. (Suara.com/Citra Ningsih)

SuaraJawaTengah.id - Di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, terdapat Masjid yang menyediakan fasilitas wudhu menggunakan air hangat.

Masjid Jawarihul Akbar adalah masjid yang berjarak 3 kilometer ke arah utara dari Alun-alun dari kota Wonosobo. Lokasinya tepat di tepi jalan menuju arah Dieng.

Lokasinya yang berada di ketinggian, menjadikan udara dan air di sekitar Masjid tersebut dingin.

Uniknya, air untuk wudhu di Masjid Jawarihul Akbar justru hangat. Terlebih, air tersebut bukan dari air hangat buatan , melainkan dari air hangat alami.

Baca Juga: Bikin Kamu Betah, Ini 5 Wisata di Wonosobo Cocok untuk Habiskan Libur Nataru

Tak hanya untuk fasilitas wudhu, air hangat alami tersebut juga teraedia untuk kamar mandi, bahkan untuk berendam.

Hal inilah yang menjadi daya tarik pengunjung. Banyak wisatawan yang sengaja mampir ke Masjid usai mengunjungi objek wisata Dieng.

“Mampir sekalian istirahat. Ada air hangatnya juga tempatnya nyaman,” ujar Bramantyo, salah satu pengunjung.

Takmir Masjid Jawahirul Akbar, Ahmad Ridho, mengatakan, masjid dengan bangunan modern ini sudah ada sejak jaman Belanda sebelum Indonesia merdeka.

Dahulu kala, Masjid ini dibangun oleh tokoh ulama yang ada di Kelurahan Kalianget, Wonosobo, Jawa Tengah.

Baca Juga: Bupati Wonosobo dan 100 ASN Mendadak Dites Urine, Berikut Ini Hasilnya

Kemudian pada awal tahun 2010 lalu, Masjid Jawahirul Akbar ini mulai dipugar dan diperbaharui. Pada tahun 2014 masjid tersebut mulai mengalir air hangat alami yang digunakan untuk berwudhu.

“Bangunan yang terbaru ini mulai direnovasi tahun 2010 an. Sedangkan air panasnya mulai mengalir ke masjid tahun 2014,” ujar Ahmad Ridho, Senin (1/4/2024).

Air hangat alami yang mengaliri Masjid berasal dari sumber mata air hangat yang jaraknya sekitar 1,5 kilometer. Ridho menyebut, di Kelurahan Kalianget banyak dijumpai mata air hangat.

“Kalianget itu banyak mata air kecil disawah-sawah dan dimana-mana. Kemudian dulu ada perusahaan swasta yang melakukan pengeboran untuk mencari sumber air, namun ternyata muncul air panas itu. Kemudian warga meminta, lalu air panas itu dialirkan juga ke Masjid Jawahirul Akbar dan kini wudhu memakai air hangat alami menjadi ikonnya masjid Kalianget” terangnya.

 Masjid Jawarihul Akbar yang dialiri air hangat untuk wudhu dan berendam. (Suara.com/Citra Ningsih)

Suhu air panas yang muncul dari sumber mata airnya bisa mencapai 70 derajat celcius. Namun ketika dialirkan ke masjid suhunya berkurang menjadi sekitar 30 derajat celcius, sehingga tetap aman digunakan oleh pengunjung atau jamaah masjid.

Ridho menambahkan, tiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu Masjid Jawahirul Akbar ini selalu ramai karena menjadi lokasi rujukan untuk sembahyang maupun hanya untuk sekedar istirahat bagi para wisatawan yang datang dan pergi ke lokasi wisata Dieng.

“Untuk hari jumat, sabtu, minggu itu pasti selalu ramai pengunjung yang mau wisata ke Dieng,” tambahnya.

Selain untuk berwudhu, air hangat yang terdapat di masjid juga bisa digunakan terapi bagi penderita penyakit kulit, karena air hangat tersebut mengandung belerang.

Masjid dibuka untuk umum selama selama 24 jam, bahkan bagi pengunjung yang datang hanya untuk sekedar berendam air hangat alami ini tidak dipungut biaya alias gratis.

“Selama tidak diminum, air hangat ini tetap aman digunakan untuk wudhu dan berendam. Dibuka untuk umum 24 jam dan gratis,” ucapnya. 

Rencananya, tempat wudhu dan lokasi berendam air hangat di masjid tersebut akan kembali diperbarui agar tampak lebih representatif dan nyaman bagi para pengunjung.

“Kedepannya akan dipercantik, agar pengunjung yang datang juga enak dan lebih nyaman,”  pungkas Ridho.

Kontributor : Citra Ningsih

Load More