Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 30 April 2024 | 17:16 WIB
Kios penitipan motor milik Edi Mulyono (70 tahun) di Terminal Borobudur. (Suara.com/ Angga Haksoro Ardi).

Padahal sejak tadi Bus Trans Jeteng keluar masuk terminal. Kebanyakan penumpang tidak membawa motor karena diantar atau dijemput orang.

Suasana Terminal Borobudur. (Suara.com/ Angga Haksoro Ardi).

“Padahal titip motor sudah murah lho. Motor Rp4 ribu. Kalau cuma sebentar saya tarik Rp3 ribu atau terserah mau ngasihnya berapa. Anak sekolah biasanya nggak menitipkan motor. Naik angkot dari rumah terus naik Trans Jateng.”

Untungnya Edi masih memiliki kios warnet yang sering dipakai anak-anak sekolah untuk mengerjakan tugas. Pendapatan dari warnet dipakai untuk nalangi biaya kontrakan penitipan motor.

“Saya malu kalau ditanya soal berapa pendapatan dari penitipan motor. Sudah yang penting bisa bertahan saja masih bagus,” kata Edi Mulyono.    

Baca Juga: Potret Umat Buddha Doa Bersama di Candi Borobudur untuk Palestina

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More